Berjibaku Menghadapi Gelombang Kedua Covid-19

Pertengahan bulan Juni 2021 pemerintah mengatakan penyebaran Covid-19 di Indonesia belum bisa dianggap memasuki gelombang kedua karena masih pasang-surut dan belum pernah mencapai titik terendah yang diikuti lonjakan baru. Namun data menyatakan: gelombang kedua sudah menghantam, dan kita terbawa ke puncaknya.

Hal itu ditandai dengan lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan di mana kenaikan kasus Covid-19 lebih tinggi dari yang terjadi akhir Januari 2021. Seharusnya memang pemerintah tidak lengah karena beberapa negara seperti India misalnya, sudah mencetak tiga gelombang Covid-19 di mana semua kurva kenaikan tak berawal dari titik terendah (alias titik awal pandemi).


Dan akhirnya, pemerintah pun terbuka mengakui itu. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyatakan gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia tak dapat terelakkan. Dalam waktu singkat jumlah penderita Covid-19 meningkat sangat pesat. Rumah sakit, tenaga medis dan penggali kubur kewalahan.


Satgas mencatat, kenaikan angka kematian ini bahkan mencapai lebih dari 400 persen.
Menurut Satgas, terdapat lima provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus kematian ini. Yakni Jawa Barat yang naik 463 persen, DKI Jakarta naik 236 persen, DI Yogyakarta naik 148 persen, Jawa Timur naik 145 persen, dan Jawa Tengah naik 75 persen.

Tim disaster management YPI tentu tak berpangkutangan, walau pandemi juga mendera sanak keluarga. Bunker logistik di Sekeloa yang pernah berperan besar diawal pandemi kembali diaktifkan. Lalu dengan bantuan beberapa donatur aktif mengirimkan bantuan sembako dan ransum.

Crash program ini berlangsung selama sebulan sejak pertengahan Juni hingga pertengahan Juli 2021. Beberapa pihak yang mendapatkan perhatian dibantu adalah crew ambulance dan penggali kubur khusus covid19 di pemakaman Cikadut. Tanpa ragu-ragu, danlog Uloh (Mapak Rawa) mendatangi Cikadut dan memberikan bantuannya. Logistik juga disiapkan untuk unit-unit keluarga yang sedang isolasi mandiri di wilayah Coblong dan mahasiswa Palawa Unpad yang terpapar di Jatinangor.

@bayubhar