Program Baby Tree di Manglayang


Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat mencatat lahan kritis seluas 61,000 Ha yang tersebar di berbagai tempat diantaranya di Gunung Manglayang yang merupakan hamparan wilayah yang sama Kawasan kampus  Unpad di Jatinangor. Sebagai bagian dari ekosistem kampus, kepanitiaan Manglayang Trail Running 2021 sebagai alumni Unpad menyadari diperlukan kontribusi yang lebih dalam menciptakan kawasan yang asri.

Manglayang Trail Running sejak awal bergulir tahun 2016 ingin memberikan kontribusi positif dalam penyelamatan lingkungan hidup di Kawasan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Menggunakan pendekatan agroforestry diharapkan masyarakat sekitar kampus UNPAD juga menjadi bagian dalam penyelematan lingkungan dan memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat.

Agroforestry adalah konservasi lahan hutan
menjadi lahan pertanian dimana pepohonan (tanaman tahunan) di tanam berdampingan dengan tanaman pertanian (tanaman musiman). Secara sederhana Agroforestry ditujukan untuk menjalankan dua fungsi
sekaligus fungsi ekologi berjalan dengan fungsi ekonomi masyarakat sekitar.

Penanaman bibit pohon di kaki gunung Manglayang

Secara umum tujuan dari kegiatan penanaman bibit pohon (baby tree) ini bertujuan untuk menghijaukan kembali lahan kritis di Kawasan, rehabilitasi lingkungan dan pelibatan masyarakat sekitar Gunung Manglayang memberikan pelatihan atau kesadaran agar mereka lebih peduli dan menyiapkan wilayahnya untuk “menerima” tamu wisatawan. Dengan demikian masyarakat diharapkan mendapat dampak secara ekonomi

Output yang diharapkan dari program ini :

  1. Adanya kesadaran kolektif masyarakat menjaga Kawasan Manglayang sebagai bagian ekosistem
    untuk pelestarian lingkungan
  2. Masyarakat sadar dan siap menjadi “tuan rumah” bagi wisatawan Gunung Manglayang
  3. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar kampus sekaligus mampu menjaga kawasan resapan air untuk mengatasi kekeringan

Sebanyak 150 pelari mengikuti Unpad Manglayang Trail Running (MTR) 2021 secara offline pada hari Minggu tanggal 19/9/2021.

“Ini event race pertama se-Indonesia sejak pandemi turun,” ujar Juston Pangaribuan ketua event MTR yang ke-3 ini. Ia pun menjelaskan kegiatan ini sempat mengalami penundaan dimana sebelumnya race dijadwalkan pada 27 Juni 2021 secara hybrid. Namun, saat itu seperti diketahui angka Covid-19 di Indonesia melonjak.