We cannot command Nature except by obeying her. Francis Bacon
Sederet persoalan lingkungan seperti polusi udara, pencemaran lingkungan dan kerusakan alam bila dicermati akan membuat kita frustasi tanpa harus tahu berbuat apa. Semua persoalan itu merupakan isu besar yang pemerintahpun bahkan tak sanggup mengatasinya.
Bila kemudian kita bicara tentang isu yang lebih mendunia seperti kemiskinan, kelaparan, global warming, krisis energi dan sebagainya semua kelihatan sebagai problema umat manusia yang tak terjangkau oleh kita. Seperti hanya tinggal waktu saja bencana-bencana itu akan menghancurkan kehidupan dan manusia hanya bisa menunggu.
Menumbuhkan kesadaran lingkungan
Maka kita perlu menumbuhkan dan memelihara suatu idealisme dari dalam diri sendiri untuk menyelamatkan lingkungan. Mungkin kita tak perlu berharap bisa melakukan sesuatu yang besar, namun benar-benar sesuatu yang demikian sederhana sehinga bisa dilakukan sehari-harinya. Tak perlulah muluk-muluk ingin menyetop illegal logging, illegal fishing, illegal mining atau entah ada berapa illegal lagi dalam kamus perusakan lingkungan hidup di negara ini. Bila pemerintah saja tampak memble tak berdaya keinginan itu akan tampak seperti sedang mimpi di siang bolong.
Sawmil-sawmil pembabat hutan di Riau dan Jambi bisa segera beroperasi beberapa hari kemudian setelah ditutup oleh aparat. Kapal-kapal nelayan asing yang modern lebih cepat lajunya dibanding kapal yang berpatroli di perairan. Sedangkan di depan korporasi tambang internasional, wibawa pemerintah jelas tak bertaring. Maka daripada puyeng memeikirkan hal itu mari dimulai dari hal-hal paling kecil yang bisa dilakukan sendiri sehari-hari di lingkungan kita. Sejak bangun di pagi hari hingga beristirahat di malam hari.
Hemat menggunakan sumber daya
Penggunaan tenaga listrik memberi kontribusidalam kenaikan emisi CO2 sehingga kita berkewajiban menghemat penggunaannya. Tak harus denganmemakai mobil bertenaga listrik atau mengganti atap rumah dari genteng dengan panel tenaga surya tapi mulai saja dari yang ringan-ringan saja misalnya mencabut charger HP dari stop kontak danmematikan lampu yang tak perlu. Matikan TV atau komputer saat tidak sedang digunakan, janganmemakai mode stanb by karena tetap mengkonsumsi tenaga listrik. Betapa mudahnya.
Makanlah makanan lokal dan hindari fast food. Bagi saya yang kerap tongpes (kantong kempes) ini tentu gampang namun anda yang terbiasa makan di Mc Donalds dan hang-out di Starbucks pertimbangkanlah bahwa untuk menikmati sebuah seruputan kopi atau gigitan burger diperlukan sebuah akomodasi skala global yang menghabiskan energi dibanding sebuah ulekan sambal tradisonal dengan bahan dari kebun belakang. Belum lagi biaya pemesaran yang dikluarkan hanya untuk membual bahwa makanan itu lebih bermanfaat dibanding yang dimasak oleh ibu di rumah. Benarkah anda juga perlu membeli minuman kaleng? Karena enegi untuk membuat satu kaleng alumnium setara dengan menyalakan TV selama tiga jam.
Air merupakan elemen penting dalam lingkungan hidup. Manusia bisa berthana beberapa haroi tanpa makanan namun hanya beberapa jam tanpa air. Maka hematlah setiap titik air yang kita pakai. Menggunakan segelas air saat menggosok gigi lebih hemat daripada membiarkan air mengalir saat melakukannya. Bila tak ada shower untuk mandi, hematlah setiap gayung air dari bak mandi. Tak perlu menghabiskan air dari sebuah bak hanya untuk sebuah mandi, bila perlu batasi saja dalam sebuah ember bila anda kerap tergoda untuk melakukannya.
Energi merupakan sesuatu yang terus mengalami kekurangan pasokan akibat konsumsi energi dari masyarakat yang semakin boros. Semakin maju sebuah masyarakat maka semakin boros gaya hidupnya. Sedikit saja naik pendapatan maka orang enggan berbagi duduk dengan penumpang lain dan memilih membeli mobil walau dapurnya megap-megap akibat proporsi cicilan berbanding pendapatan melebihi 40 %. Kalaupun anda memiliki mobil sebaiknya dibatasi penggunaannya. Kurangilah kebiasaan keluar kantor mencari makan siang dengan berkendaraan. Mengapa tidak membawa makan saingdari rumah saja atau berjalan kaki ke tempat makan.
Solusi kebutuhan energi tak harus membuat kita ikut kisruh dalam polemik sebuah pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) misalnya, namun mengubah gaya hidup menjadi lebih eco-friendly. Indonesia bukan negara Prancis yang memandang PLTN sebagai satu-satunya alternatif. No Oil No Coal No Choice seperti slogan mereka. Selain masih banyak energi alternatif, penegakkan hukum dalam mendukung ide tersebut di negara ini masih mencurigakan.
Sedikit berkeringat
Tentu tak perlulah misalnya dengan drastis merubah cara bepergian ke kantor dengan gaya B2W (bike to work) yang sepeda atau asesorinya mahal itu. Saya rasa tiap orang masih punya kemampuan untuk berjalan kaki. Andai hanya naik 2-3 lantai di perkantoran ada baiknya tak usah menggunakan lift namun menaiki tangga saja. Andai tempat tujuan 1-2 kilometer mengapa tak coba berjalan kaki saja. Sedemikian rapuhkan otot-otot dan tulang manusia itu? Tentu tidak, hanya saja kita memelihara manja yang berlebihan. Andai saja kita bisa sedikit menyingkirkan rasa manja itu, selain bisa lebih sehat maka kita telah berbuat sesuatu bagi lingkungan hidup.
Yang tak kalah pentingnya adalah melakukan petualangan. Lakukanlah hal-hal baru dalam hidup, keluar dari rutinitas, datangi tempat-tempat baru dan keluarlah dari zona nyaman. Banyak tempat indah di negeri ini yang bila anda datangi akan mencerahkan hidup yang sumpek oleh rutinitas dan problema hidup. Melakukan petualangan kita akan bisa belajar mencintai lingkungan dan kemanusiaan, juga akan membantu menjauhkan anda dari kemanjaan seorang bayi dari pelukan ibunya.