Road To Ayung

Suatu sore di bulan September 1994, para kuncen di sekretariat kedatangan dua orang tamu. Satu tinggi dan satu tidak.

“Saya Loudy,” katanya memperkenalkan diri.

“Pite,” ujar satu lagi.

Ternyata keduanya penggiat arung jerang dari Arus Liar dan Wanadri, lalu ngobrol-ngobrol perihal Kejurnas. Rupanya isu akan ada Kejurnas arung jeram sudah santer, sehingga merasa perlu mencari info. Bila benar, ini hal yang besar karena sejak Citarum Rally rasanya belum dengar lagi kejuaraan besar -atau mereka saja yang kuper. Tapi boro-boro tahu tentang info itu, mengetahui PLW masuk dalam list undangan pun sebuah kekagetan tersendiri.

Suguhan atuh, Phil bisik Bar.

Euweuh duit urang mah, balas Kuphil. Sarua mun kitu, gumam Bar.

Kalem, ujar Opik lalu keluar sebentar. Wah tumben Opik punya dana, pikir mereka. Tak lama ia datang dengan susuguhan dan teh botol sambil cengengesan.

Biasa, nyokot ti Abul, katanya.   Ternyata di belakang si Abul tukang kueh sedang memijit-mijit tarangnya. Tobaaat Gusti,  sasadunya.

“Kalo gitu mari kita tunggu saja suratnya,” ujar Loudy sumringah,”mungkin sebentar lagi datang.” Tampaknya mereka puas disuguhi, jarang-jarang bertamu ke sekretariat PA manapun disuguhi. Tentu bukan tak ingin sopan, namun rata-rata kere. Untung ada Abul, pahlawan tanpa tanda jasa dibidang perkuehan.

Semester genap tahun itu memiliki jadwal yang padat. Mereka baru saja merampungkan ekspedisi ke Sulawesi, dan bersiap pergi ke TWKM di Pontianak, lalu akan ada Kejurnas dan diklat di bulan Desember menanti. Walau personil cukup tersedia, backbone kegiatan tetap orang-orang yang sama.

“Kalem engke mun juara kebeh dagangan Abul dibeuli harga na dua kali lipat,” ujar Bar membesarkan hati Abul.

“Nya sugan we atuh..” ujar Abul lirih. Waduk ah dibeuli dua kali lipat, pikirnya.

Beberapa hari kemudian surat undangan resmi datang. Kejuaraan Nasional Arung Jeram (KNAJ) akan dilaksanakan akhir Oktober di sungai Ayung, Bali. Event Organizer-nya SOBEK , sebuah operator internasional yang cukup dikenal dan sponsornya Dji Sam Soe . Semua fasilitas transport dan akomodasi disediakan bagi tim-tim peserta. Peserta nya hanya 24 tim undangan yang terpilih. Hal ini cukup membuat tersanjung, karena divisi arung jeram baru saja dirilis dua tahun lalu. Karena tak ada rekam jejak arung jeram di perhimpunan, para perintis arung jeram kala itu mencari ilmu ke tempat lain seperti Hiawatha, Mahitala dan Wanadri. selain menimba ilmu juga meminjam peralatan hehehe. Beruntung solidaritas sesama penggiat cukup tinggi.

Sepulang dari Kalimantan, latihan pun diintensifkan di Citarum dan Cimanuk. Cuma tersedia waktu sebulan, terpaksa hari-hari biasa pun dipakai. Jatah absen kuliah yang sudah lepet pun tak ayal ditabrak. Kagok edan iraha deui milu Kejurnas, tekad mereka.

Menjelang kepergian ke Bali, ada sedikit kasak-kusuk. Walau ada dana yang turun dari rektorat untuk uang saku, sebagian disodet oleh Dewan Pengurus. Sawareh keur kas, ujar Kuphil tak mau tahu. Kesempatan mengisi kas DP yang merana seusai ekspedisi,  pikir ketua DP itu.

Namun Tera, manajer Kejurnas, tak kurang akal. Menjelang berangkat ia audiensi dengan PR III. Maenya we, euweuh salam tempel pikirnya yakin. Ternyata benar, PR III Pa Himendra menitipkan sesuatu.”Buat para atlit,” katanya memberi amplop,” selamat berjuang mengharumkan almamater!” Tera sedikit terharu, namun segepok amplop lebih menyita perhatiannya. “Siap, kang..eh, Pa..eh kang atau Pa..” Tera gugup diasongi amplop.

Setiba diluar Tera langsung dirubung. “Ter, kadieu ngumpul heula,” ajak Adjat yang menunggu di dekat tower.

“Mun dibejakeun ka Kuphil mah aya bahan dipotong deui,” ujar Bar berhitung.

“Geus urang-urang we nu nyaho ieu mah,” ujar Dodi berkomplot.

“Sawareh keur mayar si Abul,” ujar seseorang, entah siapa.

“Sepakat yeuh?” tanya Tera,” ulah bocornya.” Tentu saja sampai mereka lulus kuliah dana 500rb itu tak pernah terceritakan.

“Pa Himen teu nitip nanaon kitu?” tanya Kuphil.

“Kitu we Phil..apal meureun,” ujar Tera singkat.

“Hmmm..,” Kuphil tetap penasaran. Ia hapal homo homini lupus angkatannya sejak di arena bivak diklat. Namun memilih tak bertanya-tanya lagi.

 

-Peserta Kejurnas : Bar,Opik,Akuy,Ari, Rina,Adjat Official :Tera, Dodi