Awal tahun 1994 adalah kala pertama kalinya jalur longmarch Bukittunggul ke arah Manglayang mulai digunakan dalam diklat. Lalu kemudian dilanjutkan menuju kampus Jatinangor . Walau tak setiap diklat jalur long march itu digunakan, namun setiap orang pastinya pernah melalui jalur yang berliku-liku dan naik turun gunung sepanjang “jalan belakang” dari Dipati Ukur menuju Jatinangor ini.
Biasanya rombongan melakukan longmarch melewati desa Bukanagara menuju desa Palintang sebelum naik ke gunung Manglayang. Sementara rombongan aplusan diklat bisa datang dari arah Ujungberung menuju Palintang, atau dari arah Cileunyi menuju Batukuda. Banyak cerita di jalur ini yang bisa membuat senyum-senyum sendiri bila diingat.
Bila dihitung-hitung, ternyata momen bersejarah itu sudah lebih dari 20 tahun yang lalu. Dan rasanya sejak itu belum pernah lagi main bersama ke puncak Manglayang. Suatu getaran emosi dirasakan Bar, Bais dan Wawan saat kembali bernostalgia dengan hiking ke gunung Manglayang via buper Batukuda pada bulan November 2014.
Dari buper Batukuda puncak Manglayang bisa ditempuh setelah dua jam berjalankaki, tak terlalu berat memang. Namun karena sudah lama tak pernah naik gunung tak pelak lagi keringat mengucur deras. Sebuah sensasi kesegaran menyeruak luarbiasa di puncak Manglayang. Tak saja sebuah detox dari sumpek rutinitas sehari-hari, namun juga nostalgia sarat emosi yang dibalut romantisme dua puluh tahun lalu.