Terseret Kisruh Politik Kampus

Genre Dipati Ukur telah sejak lama mengenal interaksi dengan IKA (Ikatan Alumni) UNPAD. Yang bisa ditrasir adalah sejak giat penyaluran bantuan banjir Ciamis 1992.  Lalu beberapa anggota juga aktif bergabung antara lain menjadi ketua IKA yaitu alm Ferry Mursyidan dan Hikmat Kurnia, dan yang lain juga ada sebagai pengurus atau simpatisan. Namun secara khusus tak ada ikatan emosi yang spesial dari  syal kuning terhadap ikatan alumni kampus mereka ini. Hare – hare wae, kalo basa Sunda nya. Barangkali karena tak pandai berdiplomasi. Atau tak mau.

Aura ini terpelihara juga setelah jadi alumni lalu beraktifitas di Yayasan Palawa Indonesia (YPI).  Memang tak ada chemistry, demikian dirasakan Bar yang kenyang bergabung YPI masa 2007-2022.  Maka ketika ada approach untuk ikut mensukseskan Mubes IKA tahun 2020 rasanya sesuatu yang aneh. Emang gue pikirin, demikian rata-rata yang ada dibenak the pack.

Saat itu memang ada kisruh untuk pemilihan IKA bulan September mendatang, yang bermuara pada ketidaksepakatan tata cara pemilihan. Kehadiran ‘the immortal’ diharapkan dapat menenangkan pihak-pihak yang tidak sepakat itu.

Tapi tidak semudah itu, Ferguso.

“Aya kontribusi kitu IKA ka palawa atau YPI salila ieu?” seloroh Dodi.

“Kamana IKA UNPAD basa YPI berdarah-darah di bencana Lombok-Palu 2018 padahal bawa nama almamater?” tanya Kuphil flashback.

Memang ada benarnya, gumam Bar, bantuan segelas air mineral dan sebungkus mie instan juga tidak. Jaba YPI oge keur riweuh tanggap bencana Covid-19, pikirnya.

Namun kan tidak sesederhana itu. Ketua IKA saat itu, Hikmat Kurnia, adalah syal kuning juga. Esprit de corps harus dikedepankan, bagaimana pun juga. Never leave a man behind.

“Kieu we atuh,” Bar menawarkan jalan tengah,” urang-urang mah ngajaga kang Hikmat we karena kan anggota kita juga. Supaya bisa menyelesaikan masa tugasnya dengan bermartabat. Perkara organisasi IKA na rek bubuk teu urusan urang mah.”

 

Begitulah dengan fatwa dari YPI alumni bahkan anggota aktif turun membantu mensukseskan ( baca : mengamankan) Mubes IKA itu. Dan sesuai arahan, misinya adalah solidaritas menjaga sesama syal kuning. Ada yang ‘noel’ Hikmat, pasukan  berani mati takut lapar itu akan mengaum. Diluar itu bukan urusan mereka, karena semua juga teman baik yang pro maupun kontra.

Alhamdulillah Mubes berlangsung lancar, padahal Triyanto sudah bersiap dengan ajian pancasona dan rawarontek. Kepengurusan lama bisa lengser secara bermartabat dan ketua baru terpilih. Setelah itu, the pack kembali pada padang perburuannya yang sunyi tanpa peduli hiruk pikuk kemudian. Memang sulit mendekatkan chemistry yang berbeda.