The Expendables Mencari Curug Siliwangi

11070987_10205408593607599_8310665438329875786_nHiking bulan April 2015 ini menuju lokasi curug (air terjun) yang tersembunyi di dalam hutan gunung Puntang. Terdapat beberapa curug didalam hutan, namun yang mereka tuju adalah yang terjauh dengan jarak dari bumi perkemahan sekitar 3,5 kilometer. Kali para veteran yang bergabung adalah Erfan, Bais, Bar, Asnur, Boas, Nurlaela, dan Kang Ferry. Boas yang memiliki sanak family di Banjaran didaulat menjadi danop (komandan operasional) dari kegiatan hiking kali ini. Ia membawa serta dua saudara iparnya yaitu Dadan dan Candra.

Sejak awal yang dikhawatirkan dalam acara hiking di awal bulan April ini adalah curah hujan Namun walau intensitas hujan masih tinggi hingga bulan ini, semangat tak menjadi surut. Pukul 10.30 mereka memulai hiking, setelah sebelumnya berpesan kepada ibu penjaga warung untuk menyiapkan nasi liwet untuk dinikmati sepulang dari curug.

Dua jam berlalu di dalam hutan, sudah empat kali mereka menyeberangi sungai kecil dengan yang terdalam sepaha orang dewasa. Belum tampak ada tanda-tanda curug, namun gemuruh sudah berdentuman di langit tanda hujan besar akan segera mengguyur. Rimbunnya hutan masih menahan curahan debit air yang luar biasa dari langit, namun setapak di dalam hutan berubah menjadi selokan. Walau dilapis raincoat, basah tak akan terhindarkan.

Sejam kemudian barulah mereka tiba di Curug Siliwang yang sempurna tersembunyi di dalam hutan. Boas segera mengeluarkan flysheet dan membuat tempat berteduh darurat, selain untuk sedikit menjinakkan guyuran hujan. Peralatan masak dikeluarkan dan bahan-bahan masakan disiapkan. Tak berapa lama aroma indomie dan parafin tercium, mengingatkan semua orang pada aroma diklat.

Perjalanan pulang ke basecamp dilalui dengan jatuh bangun, setiap orang bergiliran jatuh merasakan licinnya jalur setapak yang luber oleh air hujan. Pukul empat sore barulah rombongan sampai kembali di warung tempat mereka memulai hiking. Rupanya empunya warung sudah mempersiapkan nasi liwet pesanan satu panci besar. Goreng tahu, jengkol dan ikan asin yang masih panas tampak terhidang pula. Tak ketinggalan sambal dadakan dan lalab segar menyemarakkan suasana. Setelah melewati perjalanan yang cukup menguras tenaga, sambutan ini benar-benar sebuah ending yang manis.