Sejak lama daerah Rajamandala memang sudah layak untuk masuk pada kategori Geopark di Jawa Barat. Dua magnet besar kawasan itu yang menjadi daya tarik adalah kawasan Karst Citatah dan aliran sungai Citarum Purba. Dahulu keduanya merupakan arena bermain untuk mengasah skil alam bebas seperti panjat tebing, caving dan arung jeram.
Beberapa destinasi kawasan karst misalnya Stone Garden, Gua Pawon, tebing Citatah dan gunung Hawu. Sementara di aliran sungai Citarum terdapat Sanghiang Heuleut, Sanghiang Kenit, Cikahuripan, curug Halimun dan banyak lagi.
Bila melihat pada kategori geopark nasional, yang harus meliputi tiga unsur yaitu geodiversity, biodiversity dan cultural diversity, maka kawasan ini sudah cukup mumpuni.
Saat Yayasan Palawa Indonesia (YPI) melakukan survey potensi Geopark tahun 2019 dikawasan Rajamandala, pengelolaan masing-masing destinasi kecuali gua Pawon masih mengandalkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat dan komunitas. Belum banyak sentuhan pemerintah yang signifikan.
Survey potensi Geopark 2019 ini selain dilakukan di kawasan Rajamandala, juga dilakukan di kawasan gunung Pongkor. Melihat pentingnya kegiatan ini, kumendan-kumendan yayasan yaitu Bayu Bharuna dan Luthfi Rantaprasaja merasa perlu langsung turun sendiri ke lapangan. Mereka dengan jurus-jurus sospednya melakukan imersi untuk menggali data primer.
YPI sebelumnya juga pernah terlibat dalam survey geopark sejak tahun 2013 ketika pencanangan Geopark Merangin sehingga wacana tersebut bukan hal yang asing. Dari survei lapangan, potensi untuk mengembangkan kawasan ini menjadi geopark sangat menjanjikan baik untuk level nasional maupun internasional.