Sebuah teknik simpel mempercepat pergerakan dalam treking “tea house trail” di Nepal adalah dengan melewatkan sarapan. Loh ga ada tenaga dong.. gimana seh? Tenang, ada penjelasannya.
Begini, biasanya saat sarapan adalah waktu paling sibuk di lodge-lodge sepanjang trek. Semua pendaki bersemangat mengisi energinya dengan sarapan berat, maklum perjalanan berat menanti didepan. Nah, waktu tunggu sarapan pesanan kita dihidangkan tentu jadi cukup lama karena dapurnya sibuk. Padahal waktu tunggu 30 menit saja bisa memperlambat sampai di tujuan berikutnya.
Menghilangkan waktu tunggu ini diakali dengan menggeser waktu sarapan. Skip breakfast. Cukup makan snack ringan lalu bergegas pergi, lalu setelah 1-2 jam baru mampir di lodge atau tea house berikutnya dan barulah sarapan yang benar untuk mengisi energi yang dibutuhkan. Pada waktu itu kesibukan dapur sudah reda dan waktu tunggu singkat saja.
“Tah isuk urang skip breakfast we,” usul Bar kepada team saat di Deurali, “ngarah pergerakan cepat.”
Mas dan Olive sepakat, karena memang besok perjalanan yang panjang. Mereka harus sampai kembali di Deurali setelah mencapai Annapurna Base Camp (ABC). Rutenya Deurali – Machhapuchhare Base Camp (MBC) – ABC -MBC – Deurali. Penghematan waktu sangat dibutuhkan.
Esoknya setelah makan potongan pizza sisa semalam, mereka langsung bergerak sat set. Ah, tak banyak beda sarapan atau tidak, pikir mereka setelah 15 menit pergerakan. Energi tetap memadai biarpun melahap medan salju, semua optimis dengan teknik skip breakfast ini.
Eh, tapi sejam kemudian setelah melewati medan salju perut mulai meronta. Kukuruyuk..sayup sayup suara perut yang ciak kelaparan terdengar bersahutan. Suhu dingin mempercepat terkurasnya energi mereka.
Pergerakan yang tadinya cepat perlahan melambat lalu terpaksa berhenti. Stuck.
“Duh laper euy,” ringis Olive merogoh beberapa biskuit. Untung ada sedikit asupan energi. Semua merasakan hal yang sama. Jalan jadi sedikit sempoyongan.
Apa boleh buat mereka harus memaksakan bergerak ke MBC bila tak ingin kedinginan. Hah heh hoh..asa diklat. Akhirnya sampai di MBC, mereka pun tak buang waktu segera pesan sarapan berat. Sedikit demi sedikit muka yang kuyu dan pucat berenergi kembali.
“Ulah skip breakfast deui ah isuk deui mah,” ujar Bar.
“Nya, gares we ,” timpal Mas.
“Biarin nunggu lama juga,” kata Olive.
Memang skip breakfast itu teknik yang kerap dipakai porter dan sherpa. Jadi kalo bukan sherpa jangan coba-coba deh. Tapi tak ada salahnya mencoba toh.
@bayubhar