The young man knows the rules, but the old man knows the exceptions
(Oliver Wendell Holmes)
Ekspedisi ke Sulawesi dengan tujuan pegunungan Latimojong (Gunung hutan), tebing Bambapuang (RC) dan kawasan karst Maros (Caving) melibatkan 22 mahasiswa berbagai jurusan. Sebelum melakukan petualangan ke Sulawesi itu sebetulnya telah banyak dilakukan perjalanan mulai dari gunung Sinabung di sebelah Barat hingga gunung Tambora di ujung Timur. Namun sebuah aura yang lain terasa sepulang tour of duty dari pulau Celebes itu. Entah karena jarang bepergian dengan begitu banyak rekan sejawat atau medan petualangan yang tak biasa atau memang akumulasi dari berbagai petualangan sebelumnya. Hanya saja semacam kekuatan dan rasa percaya diri begitu melimpah yang tak biasa terasa begitu kentara seusai merampungkan ekspedisi
Moment of truth
Bagi sebagian personil tim ekspedisi, tour of duty ke Sulawesi kala itu merupakan noktah penting di dunia petualangannya. Sebuah aktualisasi penting dalam menempa kepercayaan diri. Kedengarannya agak bombastis tapi saya merasa bahwa ekspedisi ke Sulawesi adalah salah satu moment of truth yang telah membentuk sebagian mahasiswa yang terlibat di dalamnya dari nobody menjadi somebody. From zero to hero.
Legiuner petualang seolah mendapatkan kekuatan yang berkelimpahan usai melakukan penjelajahan itu. Seolah setiap orang telah bermetamorfosa menjadi sosok yang jauh lebih digdaya dibanding tahun-tahun awal petualangannya. Yang lain mungkin merasakan getaran yang serupa di tempat yang berbeda-beda. Namun semua tempat itu telah mengubah mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan sebelumnya. Sebuah kekuatan alam tumbuh menggelegak dalam diri mereka. Kawanan singa telah muncul kembali di padang perburuan yang agung. Setelah sekian lama vakum, predator terkuat kini kembali mengawasi setiap sudut dan gerak-gerik di alam liar.
Kawanan singa
Padang perburuan merasakan munculnya hawa kekuatan yang berat di buminya serta aura kewibawaan yang mengawang pada udara di sekitarnya. Geramannya terbawa oleh angin yang berhembus dan menggetarkan setiap sudut alam liar. Telah lama alam liar merindukan datangnya para singa yang akan membawa perimbangan baru dan ketertiban di padang perburuan.
Kini tak ada satupun pergerakan di padang perburuan yang luput dari perhatian mereka dan tak ada yang mampu menghalangi kekuatan mereka. Badai dan kesakitan tak pernah menghambat penjelajahan yang mereka lakukan. Hanya kemauan sendiri yang dapat menghentikan derasnya arus petualangan yang mendebarkan itu. Mereka merupakan jenderal yang cukup berwibawa dan visioner untuk memimpin para petualang muda yang selalu haus pertarungan dan lapar akan penjelajahan.
Kekuatan yang besar membuat singa-singa kini lebih arif dan hati-hati. Ibarat sebuah pedang yang tajam, maka tanpa dibekali gagang yang kuat ia hanya akan melukai pemegangnya. Kekuatan pada kawanan itu terlalu berbahaya bila dilepas serampangan. Para singa hanya melepaskan energinya yang eksplosif pada pertarungan sepadan di alam liar. Enggan menerjang mangsa yang lemah namun tak mengenal takut bila harus berhadapan dengan kekuatan sebesar apa pun. Banyak predator lain maupun gerombolan binatang yang lebih besar berkeliaran di padang, namun semua tahu para singalah penguasa sesungguhnya. Penguasa padang perburuan.
Sekian lama malang melintang di padang perburuan pada akhirnya para singa yang perkasa akan turun jua dari tahtanya lalu digantikan oleh generasi baru, seperti mereka pun dulu bertahta menggantikan generasi sebelumnya. Setelah menanggalkan tahtanya para singa takkan pernah lagi kembali ke padang perburuan, seakan maphum bahwa tempat mereka tak lagi disana. Mereka perlahan menghilang menuju tempat perburuan baru yang asing dan senyap. Seraya berharap bahwa mereka akan digantikan oleh generasi baru yang lebih digdaya lagi nantinya. Namun hingga saat itu tiba nanti, mereka akan menorehkan sejarah yang tak akan mudah dilupakan di padang perburuan yang agung.