by Riza Fahriza
Sampai sekarang, saya masih menyesal andaikata selepas jadi anggota muda PALAWA UNPAD dipilih menjadi Ketua DP —nu jelas moal mungkin nyak— tapi soal mimpi boleh saja kan, tidak ada yang melarang.
Kalau saat itu, mimpi terealisasi tentunya saya tidak akan melupakan empat srikandi banteng ketaton angkatanku Saba Halimun (SH) yang tidak lain adalah Ceu Ol2, Neng Windi, Linda dan Uni Vivi, untuk masuk dalam struktural kepengurusan sayah.
Pasalnya bukan apa-apa mereka benar-benar srikandi yang tangguh dan sampai sekarang masih dikagumi oleh diriku —tapi keempatnya jgn “geer” ateuh— sejak masa pra diklat, diklat sampai mabim, mereka paling banyak perbekalannya hingga saya sering minta-minta, Insya Allah kebaikanmu akan dibalas oleh Allah SWT…Amin…
Tidak salahnya kalau kita mengurai satu persatu keunikan dan kelebihan dari mereka, pertama, Ceu Ol2, dia srikandi yang sangat tegas dan sedikit no kompromis klo udah A gak bisa dibelokin jadi B. Dia tanpa segan-segan memarahi kami para arjuna komo Eris —sori Ris, disebut deui tina edisi ieu—
Kejadiannya banyak sekali bahkan dia juga pernah memarahi diriku, pasti jadi pertanyaan pembaca apa masalahnya?, begini saat sayah jadi ketua lustrum PALAWA UNPAD lamun teu salah, saya bener-bener keur “flying in the sky”, padahal mereka tengah sibuk tapi kenapa ketuanya lagi gituan.
Tak pelak dia mencemberuti diriku. “Ajo kamu mabok ya,” ungkapnya dengan suara yang khas agak nyaring mungkin klo tinggi vokalnya hampir sama dengan rocker dari tatar Sunda tea, Teh Nicky Astria.
Sayapun hanya pasrah dimarahi oleh dia, demikian juga waktu saya bawa2 sepatu “watchout” utk dijual, dia cemberut luar biasa. Mungkin dalam pikirannya, “Dulur angkatan urang, ngerakeun wae kalakuanana”.
Konon, Eris juga pernah kena damprat saat pengembaraan Caving yang kebetulan satu tim dengan dia, katanya Eris mabok dados —mudah2an tos insyaf nya Ris, sayah oge handeeul ayeuna uy gigi parohang wungkul komo lamun dicabut gigi, obat bius na teu mempan deui—.
Sosok kedua, Windi, dia pun merupakan wanita tangguh jeung galak oge ya sekilas penampilannya kayak Xena lah, saya mah sieun ningali manehna lamun geus ngambek. Tapi baik hati, karena kadang2 oleh saya suka diminta minjemin duit, eh tau2 dia ngagolosor. “nuhun pisan Teh Windi, saya tidak akan melupakan kebaikan mu, nanti kalau saya jadi presiden saya akan memberikan jabatan kepada sebagai Menteri Urusan Peranan Perempuan ya, bersediakah?
Demikian juga Windi itu suka memarahi saya ama Eris, ya itu mengulang seperti cerita pertama tadi, kalau ketauan lagi ngedados. “Ampun teh Windi saya tidak mengulangi lagi,”.
Apalagi saat saya tanpa sadar membawa rantang bolong, Olive ama Windi makin cemberut kepada diriku. “Ampuni dosaku yang Liv and Win, maklum saat itu lagi pencarian jati diri, hehehehe”.
Kalau Linda, dia sangat mengerti kemauan para arjuna di PLW dengan membawa lima jerigen cap tikus, sampai2 saya pulang ke Cihampelas jalan sempoyongan setelah naek angkot jurusan Cicaheum-Ciroyom and berhenti di depan SMAN 2 terus masuk Gang Jembar, ya jaraknya sekitar 50 meter dari pinggir jalan.
Dia memang srikandi yang judes tapi baik hati, saya tidak akan melupakan dirimu sampai kapanpun. (Lin, salam ceunah ti Ayep)…
Beda lagi dengan sosok Uni Vivi yang asli namanya adalah Fitri Astuti, dia merupakan wanita asli dari Bukittinggi, Sumatera Barat ya dekat rumah orang tua saya yakni Padang Pariaman. Dia sangat tangguh dan berkepribadian yang sangat santun dan kalau diledekin tidak marah meski sedikit manja.
Sampai sekarang, saya masih merindukannya suara keempat srikandi itu, kalau bisa sih saya pengen bentuk grup musik wanita RSD (Rida Sita Dadang) kalau Vivi bikin solo aja supaya bisa jadi kayak penyanyi minang legendaris Elly Kasim. Pasti akan laris lagu2nya.
Mudah-mudahan persahabatan dan persaudaraan sesama angkatan SH akan terus terjaga mengingat adanya empat srikandi itu. Apa kata dunia, kalau tidak ada kaum hawa di dunia ini karena mereka bisa mengingatkan kesalahan kaum adam ini. Saluttteeee kepada empat srikandi itu…