Tahun 2009 di sebuah rumah kontrakan yang dijadikan kantor Yayasan di kawasan Dago Pakar, dalam sebuah rapat yang dihadiri perangkat Yayasan yaitu Pembina, Pengawas dan Pengurus maka secara mufakat ditetapkan ketua Yayasan Palawa Indonesia (YPI) yang baru. Menerima mandat sebagai ketua yang baru, Yayasan bukan hal yang baru bagi Bar mengingat sebelumnya ditahun 2007 sebagai Pengawas dan kemudian tahun 2008 sebagai caretaker posisi ketua yang vakum.
Masa jabatan ketua Yayasan dalam AD/ART adalah lima tahun dan dapat diperpanjang. Sejak itu pula Yayasan kemudian cukup menjadi motor penggerak bagi para “pemburu tua” yang masih bersemangat berkegiatan di alam bebas… The boys are back… Kolaborasi dengan generasi yang muda bahkan para mahasiswa yang aktif di Palawa Unpad pun merupakan hal yang reguler dilakukan.
Selain kembali memasuki jalur petualangan dengan berbagai ekspedisi, yang menjadi concern kepengurusan yang baru adalah Tanggap Bencana dimana yayasan diharapkan aktif memberi bantuan kepada survivor bencana. Ada sebuah cita-cita bahwa setelah cukup lama berkecimpung dalam tahap tanggap darurat, kelak yayasan dapat semakin dewasa dengan mulai menangani masa relief bencana. Manajemen Bencana memang menjadi salah satu domain yang serius dimasuki yayasan masa itu. “Mari berjanji,” tekad Bar, “bahwa kita tak akan berpangku tangan kala bencana datang dimanapun dinegara ini.” Tentu saja kemudian ini disesuaikan dengan kapasitas organisasi, namun begitulah semangatnya.
Corak kegiatan Yayasan selama satu dekade itu kemudian agak menjauh dari suasana LSM yang mewarnai kepengurusan sebelumnya. Kembali, petualangan menjadi hal yang sering dilakukan karena seperti diyakini mayoritas pengurus, bahwa hal itulah yang seharusnya menjadi ruh organisasi. El presidente, Bar, terkesan enggan menjadikan Yayasan kehilangan independensinya dengan berpatron pada lembaga lain melainkan berharap mereka yang berkumpul Yayasan adalah para “militan” yang ingin menyumbang ide dan sumber daya.
Setelah habis dua kali masa jabatan ditahun 2018, dirasa sudah waktunya pergantian kepengurusan. Sebagai persiapan kearah itu dibuat Panitia Penjaringan Calon Ketua Yayasan yang baru. Veteran platoon yaitu Wawan Barang didaulat sebagai ketuanya dimana dari pengalaman dan berbagai diskusinya dengan banyak elemen, diharapkan terjaring beberapa kandidat mumpuni untuk diusulkan kepada Pembina nantinya. Hasil penerawangan beliau tentu akan dapat kita nantikan dalam beberapa waktu kedepan.
Haluan organisasi kemudian bisa berubah sesuai visi kepengurusan yang anyar, dengan gaya manajerial yang baru pula. Bar sudah mengirimkan sinyal tak berniat terus menjadi ketua dan diyakini banyak potensi dari yang lain dapat mengembangkan Yayasan lebih maju lagi. Menjadi organisasi modern yang selalu adaptif kepada masanya dengan signature yang khas yaitu tak kehilangan benang merah kepada sejarah. Semoga.