Kala mulai mengenal dunia alam bebas, seorang belia menulis dalam buku catatan tentang keinginan-keinginannya. Betapa ia ingin menjadi serigala muda, yang tak menggentari badai dan selalu berlari di padang maha luas. Yang memiliki kelimpahan energi untuk saling menerjang dalam pertarungan berdarah dengan serigala lain di padang perburuan yang diperebutkan. Taring serta cakar yang tajam, keberanian dan kekuatan yang seakan tak akan habis membawanya ke setiap pertarungan yang penuh keharuman.
Kemudian , tulisnya, saat berbagai pertarungan dan rasa sakit telah dirasakannya maka serigala itupun lalu tumbuh menjadi seekor singa dengan kekuatan yang semakin besar. Kekuatan yang besar membuatnya menjadi lebih arif dan hati-hati. Sang penguasa padang perburuan itu kini tak terlalu aktif melepaskan energi besarnya itu namun matanya awas mengamati setiap pergerakan binatang lain. Enggan menerjang binatang yang terlalu lemah. Namun tak mengenal takut bila harus berhadapan dengan kekuatan sebesar apa pun. Aura penuh kewibawaan mengudara di sekitarnya. Banyak predator maupun gerombolan binatang yang lebih besar berkeliaran di padang, namun semua tahu sang singalah penguasa sesungguhnya.
Waktulah yang membuat sang singa merasa sudah saatnya ia meninggalkan padang perburuan. Ia mengubah dirinya menjadi rajawali, lalu mengepak sayap untuk merambah angkasa. Kepak sayapnya di langit lebih tinggi dibanding keriuhan burung-burung kecil lainnya. Dari ketinggiannya kini ia dapat melihat dataran lebih luas ketimbang saat berkuasa di padang. Hanya sesekali saja ia menerjangkan cakarnya yang setajam samurai itu ke dataran. Ia cukup puas bersemayam di sangkarnya yang tinggi, walau matanya masih tetap tajam mengawasi dataran.
Setelah bumi dan angkasa dilakoni, pudarlah sang rajawali dari alam materi dan menjadi udara. Kini ia hanyalah udara yang memiliki jiwa, tanpa hasrat dan nafsu untuk berkuasa. Ia senantiasa ada namun tak kasat mata. Keberadaanya dirasakan, suaranya didengarkan, pemikirannya diperbincangkan namun ia hanyalah jiwa yang mengudara. Ia ada di antara mereka namun hanya mengudara.
Menjadi cahaya merupakan proses metamorfosis yang terakhir. Wujud cahaya akan memungkinnya menjangkau daerah-daerah kegelapan. Ke tempat itulah ia akan menuju, membawa terang kepada yang membutuhkan. Sementara cahayanya pun turut menerangi semua yang berada di sekitarnya. Menjadi cahaya adalah impiannya yang terakhir, hingga cahaya itu memudar. Mungkin saat itulah kewajibannya telah selesai.