Siang lalu aku masih enggan meninggalkan rumah kecil di sisi Pakar, bukan saja karena gerimis menjelang hujan tapi juga karena moment yang langka, bertemu lagi dengan mereka dan berbincang mengisahkan kembali pengarungan-pengarungan lalu. Berbagi pengalaman saat kami berarung jeram sendiri-sendiri, juga mengurai dan memaknai pengalaman saat pengarungan bersama.
Aku memang pernah bersama mereka, menemani saat mereka mulai mengenal petualangan ini. Dan melihat cara mereka kini mengurai pengalaman kami, maka aku bangga bahwa mereka telah tumbuh sendiri, saling belajar membangun cinta, mungkinkah karena kami mengawalinya dulu dengan hati…?
Akupun bergegas merapikan carikan catatan kecilku, kembali aku melayang pada pengarungan belasan tahun lalu saat heroisme pengarungan masih berdenyut kencang, kala itu tidak sekedar mengumpulkan jam terbang atau jam arung ternyata bahwa itulah cara kami memupuk kecintaan kami pada arung jeram. Maka catatan kecilku yang sangat sederhana ini sering menuntun pada berbagai cerita kenangan dan sekaligus penggalian makna yang masih tanpa akhir.
Catatan kecil pengarunganku persis yang kutulis dulu :
Pertama, Januari ’92 : naik perahu karet, pas diklatdas IX Palawa, di Citarum, langsung demen… waktu itu hanya jadi turis aja, dayung cuman formalitas, untung selamat gak jatuh…”H” yang jadi instrukturnya.
Kedua kalinya, 8 Juli ’92 naik perahu orange itu dalam rangka latihan mendayung, tapi masih di situ Ciburuy, bareng Nina, Titin, Djenk, Akuy, Burahay, Dodi dan Sadikin. Itu juga gak sengaja, diajakin pas lagi main ke sekret.
Ketiga, pada bulan Juli itu juga, Palawa ngadain Pendidikan Spesialisasi ORAD, aku ikutan. Untuk ke-3 kalinya aku ngorad (bukan deng masih orat) soale masih di Ciburuy sih…
Keempat, baru selanjutnya orad, udah di Citarum nihh. Turun pertama sempet diketawain…hihi jatuh sih, namanya juga baru. Seharian bolak balik 10 rit. Sempat nyobain juga jadi driver dan keterusan… sampai diledekein…”jangan lupa ya.. ntar ketawa kalau jatuh” saking seriusnya dengan kedua kaki diselipin di antara boeing. Rit terakhir dilanjutkan ke Jembatan lama.
Kelima, di Cimanuk 1 asyik juga, satu perahu bareng Akuy, Barbar, Arif, Peking dan 2 anak “H” (Yoyo & Dede). Perahu nyaris pecah, pas ketemu jembatan bambu yang tingginya ngepas perahu, kita langsung tiarap dan Alhamdulillah pengarungan pertama Cimanuk selamat.
Ke-6 : Pendidikan spesialisasi selesai, aku makin cinta aja sama perahu orange ini, makanya pas diajakin anak-anak “H” (k’Edy, Pane, Ogun & temennya) aku mau aja, gak peduli dari Palawa sendirian. Akhirnya Cimanuk 2 pertama kalinya aku arungi…Edunn! Jeram-jeramnya asyik banget, buat aku sih smiling tour lah soalnya turun sama biangnya orad. Aku sempat jadi driver, pas lewat salah satu jeram, aku terpelanting sendirian ke belakang, kakiku masih nyangkut di boeing, untung mereka yang didepan ngeliat dan aku langsung ditarik lagi. Malah mereka tertawa senang…”haha habis interview sapa rin di air” jadi aja selanjutnya jeram itu disebut jeram interview.
Ke-7 : pada 26 Agustus ’92 turun di Citarum bareng Djenk, Bill, k’Gambrut, k’Ochid, cuman 3 rit terus ke jembatan lama. Turun pertama masih gak karuan, maklum formasi baru, jeram dilewati dengan mundur, tapi kedua dan ketiga mulus dehh!
Ke-8 : Hari Rabu pas libur nyepi 9 September ’92, aku ke Citarum, pakai mobil kijang Ajat rame-rame. Ceritanya mau sekalian bikin dokumentasi Palawa. Heheh…aku sempet difoto sama Ririn dibawah sasak gantung, pake bandana baru lhoo..
Ke-9 : 20 September ‘92 turun lagi di Citarum, aku nyusul sendiri soalnya udah ditinggalin, ternyata aku cewek sendirian. Pas rit terakhir dipaksa turun ke jembatan lama padahal hoream banget. Koepil, Opik, Dani pada penasaran, sampai kemaleman di jembatan lama, dan kita masih aja bercanda sambil menakut-nakuti aku ditengah sungai…sampai akhirnya aku dipanggil jurig cai.
Ke-10 : Anak-anak pengin ke Cimanuk, maka 4 Oktober ’92 kita nginep dipinggir sungai. Minggunya turun, awalnya mulus sihh…tapi selanjutnya perahu menabrak dinding dan langsung nempel sedangkan pendayung berjatuhan. Aku langsung berusaha berenang ke sebuah celah yang aku pikir aman, ternyata itu pusaran dan beberapa detik aku sempat kesedot, pertama kalinya aku ngerasa akan mati. Alhamdulillah aku muncul lagi di permukaan, seketika aku berenang dan naik ke batu bareng Djenk disana. Bill dengan kemampuan panjatnya berhasil menempel di batu dan langsung naik lagi setelah perahu kembali aman..tapi Bill mulai panik melihat kami yang tak juga muncul.
11 : Pas tanggal 11 Oktober ’92, itu namanya petualangan waksobit di Cimanuk 2, bener-bener soak.. debit air sangat tinggi, di tempat start kami didatangi penduduk yang meminta kami untuk sekalian mencari orang hanyut yang sudah dua hari belum ditemukan wiiih! Baru lewat dua gugusan jeram setelah rel kereta, perahu terjebak masuk ke gua yang pas satu perahu bersama bangkai anjing dan sangat sulit sekali keluar dari gua itu karena arus yang sangat kuat mendorong perahu masuk ke gua kembali. Sangat beruntung karena aku turun dengan mereka yang sudah jago : k’Edy, Adri, Ogun, maka sebagai anak bawang aku, Gobed dan Dede menurut saja ide mereka untuk berposisi duduk di dek perahu sambil menekan boeing dengan kedua kaki kami agar perahu tidak terlipat saat melawan arus dan ternyata berhasil. Selanjutnya seorang petani diatas sungai sana mengacungkan jempol kearah perahu…ahh betapa leganya, sesaat kami bisa bernapas meski jeram-jeram besar masih menghadang di depan.
12 : Cewek 6 dan cowok 5 pakai mobil Dudung ke Citarum. Tim cewek turun 2 kali, aku jadi drivernya kompakan sama nina, seneng lho berhasil mulus. Pulangnya mobil ngaplek di tol, akhirnya kita dorong dan di derek juga sama mobil Tera…jam 11 baru nyampe di sekret dan masih harus ngerawat perahu, akhirnya tidur di sekret, 22 November’92.
Yang ke-13 : pada 29 Nov ’92 ke Citarum lagi, jam 08.00 dari sekret dianter mobil Koephil ke Klapa terus nyambung pakai bis. Pas perahumau dipompa baru ketahuan kalau pentilnya ketinggalan…gondok banget, diakalin aja pakai kayu…asyik bisa, akhirnya bisa turun 8 rit.
Ke 14 : pada 13 Desember ’92 ke Citarum nginep disana paginya turun sampai 11 rit.
Ke 15 : di Cimanuk 2, 30 Desember ’92 turun terakhir di tahun ’92 bareng Nina, Butet, Dodi, k’Edy, turun kali ini main-main dan becanda melulu.. padahal aku sempat terpelanting ke stopper waktu aku ngedriverin, beberapa kali ke gulung arus sampai akhirnya aku inget teori harus menyelam lebih dalam dan akhirnya aku membuktikan teori itu…aku akhirnya bisa terlepas dari stopper dan muncul jauh dari perahu dan akupun berenang ke pinggir.
Ke-16 : Waktu Diklatdas 10, aku mulai jadi instruktur orad dan turun di Citarum bareng siswa. Air Citarum naik tinggi, sempet ngeri juga, untung mulus, 31 Januari ‘93
Ke-17 pada 14 Februari ’92, pas valentine di Cimanuk 2 bareng Nina, Butet, Flora, Bonk dan k’Edy. Perahunya bocor dan Flora terhanyut… ini turun terakhir sebelum puasa.
Turun ke-18 : setelah 4 bulan lebih gak turun, akhirnya 28 Juni ’93 ke Citarum bareng Akuy, Bonk, Wanbar, Dodi… tapi sayang aku cuman turun 1 rit.
Ke-19 pada 14 Juli ’93 dalam rangka mabim, sayang Citarum kecil, tapi tetap manstap.
20 : Di Cimanuk 2 tanggal 18 Juli ’93 bareng Nina, Burahay, Opik, Arif, pertama kalinya Palawa turun mutlak di sungai ini. Sayang startnya kesiangan dan terjebak di batu jadi aja kemaleman di jalan, akhirnya kita naik sebelum tempat finish biasanya.
21 : Dalam rangka mengambil hati angkatan ’93 alias promosi di Citarum, 19 September ’93 sukses.
Ke-22 : tanggal 19 Desember ’93, ternyata perahu terlantar, ada yang pakai dan sobek tapi belum dibenerin. Tapi tetep cabut ke Cimanuk 1, di Jager servis perahu dulu. Karena makin siang jadi cuman sampai ke jembatan pertama (Cinunuk). Baru aja nginjek daratan langsung datang bandang…wahh arus pertama penuh sampah, debit naik coklat pisan.
Ke-23 : tanggal 26 Desember ’93, aku ajak Ira ke Citarum padahal aku juga diajak anak-anak “H” untuk turun bareng mereka.
Turun ke-24 : Liburan Waisak 25 Mei ’94 di Citarum, acara mabim angkatan TS.
Ke-25 pada 7-9 September ’94 di Jembatan Lama dan Bantarcaringin acara gladian bareng temen-temen baru PA se-Indonesia
26 : Ada SAJ (Sekolah Arung Jeram) Palawa, aku jadi danops, disana ada “H” dan “W” dua nama besar di arung jeram, sedang aku ditengah-tengah hanya berbekal karena kenal, 8-9 Oktober ‘94
Ke 27 : tanggal 22 Oktober ’94 persiapan ber-6 di Citarum, karena ada undangan KNAJ (Kejuaraan Nasional Arung Jeam) Bali. Tera jadi manager.
28 : Minggu 6 Nov ’94 ke Cimanuk 2, setelah sekian lama tak berkunjung.
29 : ke Citarum pas hari Selasa 15 Nov ’94 dan nginep tapi rabunya euweuh cai…kecewa!!
30 : Akhir November ’94, Selama lima hari mengarungi sungai Ayung Bali sampai lemezzz…KNAJ.
Ke-31 : tanggal 25 Desember ’94 di Citarum, mau bikin tim “Dinda”…panas melihat tim “bunga” satu-satunya di KNAJ hehehe….
Ke-32 : pada 7 Januari ’95 berkunjung ke acara white water adventure “H” di Citarum dan ikutan turun.
Turun -33 : di Cimanuk 1 tanggal 14 Januari ’95 bersama teman-teman merintis ”YCR!” operator rafting.
Turun -34 : Bersama gabungan teman main berkunjung ke Citarik untuk pertama kalinya, ketemu teman-teman guide sesama peserta KNAJ (Ucup cs). Wuihhh…dahsyat! sampai perahu kuning, jadi donat dan perlahan hancur, 1 April ’95.
Turun -35 : Sudah lama baru ke Citarum lagi, ngajarin anak2 baru ankatan MR : Uloh & Diki cs, cuman ber-7. Minggunya malah tinggal ber-5. Tanggal 15-16 April ‘95
Turun -36 : tanggal 23 Mei ’95 ke Citarum lagi sama Flora, Wanbar, Barbar, Cenil dan teman2nya, padahal aku lagi demam.
Turun -37 : Lagi seneng2nya ke Citarum, 30 Mei ’95 bareng Djenk, Diki, Ajat, Susi, Barbar, Akuy, Ono, Erika, Adri. Lumayan gede Citarumnya.
Turun -38 : Diajakin ke Sungai Ciwidey di Cibeureum, bareng anak-anak PAS ITB, padahal bagus sungainya tapi airnya lagi kecil.
Ke-39 : pada 18 Juni ’95 di Citarum bareng Akuy, Tera, Diki, plus anak2 fikom, aku cewek sendirian. Ipin nyusul, pas dia mau turun perahu bocor dan kempes…nasib!!!
Ke-40 : tanggal 16 Juli ’95 diajakin anak-anak “H” turun di Cimanuk 2. Perahu kuning kembali jadi donat sampai finish maghrib.
Ke-41 : Selasa, 14 November ’95 turun 2 perahu bareng anak “H” di Cimanuk 3 (Wado)…nyaris aja!! Ketemu air terjun 3 meteran lebih di Beureum Beunget, untung kita terdampar dibatu. Alhamdulillah.
Ke-42 : tanggal 18 November ’95 di Ciwidey, ber-5 baru turun sekali perahu sudah jebooll.
Ke-43 : Di bulan yang sama aku balik lagi ke Ciwidey bareng Diki, Ira, Cenil, Adri.
Ke-44 tanggal 20 januari ’96, 2 hari menjelang puasa, turun ke Cimanuk 1 gabungan temen2, ada : Diki, Flora, Ira, Isan, Cenil dan anak2 “H”.
Ke-45 : pada 24 Maret ’96 tim Dinda beraksi lagi di Citarum : Flora, Oliv, Windi, Rona, Erika, Eka.. pertama-tama sih masih garing tapi makin sore makin asyik.
Ke-46 : 30 Maret ’96 ke Citarik dalam rangka pembentukan Faji juga, jadi tim formatur tuh.
Ke-47 : dari Citarik langsung pulangnya lanjut ke Cimanuk 1 tanggal 31 maret ’96.
Ke-48 : tanggal 21 April ’96 diajakin anak-anak Cherokee Jakarta main ke Cimandiri.
Ke-49 : tanggal 19 Mei ’96 ke Cimanuk 1 bareng Rona, Oliv, Windi, Erika dan pendukung yang lain juga.
Ke-50 : Ke Citarum untuk mabim angkatan SH, udah lama gak turun sama Nina, 25-26 Juni ‘96
Ke-51 : Ke Citarik lagi untuk pelatihan Instruktur angkatan I-nya Faji. Asyiik..diajarin bule (Ken Ratinh ??) dari Ayung River rafting …belajar Z-Drag , nyebur2 & berenang2 di jeram.
Ke-52 : Cimanuk 0 dari Padarek sampai 2 kali, pertama survey dan kedua nyobain perahu biru tigershark (perahu selfbailing I palawa)
Ke-53 : Tigershark pertama kali turun di Citarum, bareng anak-anak SH.
Ke-54 : Survey jalur untuk lomba di Cimanuk 1 berhari-hari, akhirnya aku bareng Adri, k’Deny’ k’Daud, Isan, Ira, Hikmat & beberapa temen2ku yang awam raftingpun mencoba mempromosikan Cimanuk melalui lomba Arung Jeram Cimanuk Klasik Nov’96 (jadi ketua panitia haha…), sekalian mempromosikan You Can Raft! Tempat dimana aku selanjutnya mengeksplore arung jeramku.
Ke-55 : Turun ke Ciwidey lagi, dengan jalur lebih atas dari Pasir Jambu sampai pesantren dan dilanjutkan ke Patrol Sukajadi, 1 Desember ‘96
Ke-56 : tanggal 16 februari ’97, bersama temen2 YCR! Aku jalan-jalan ke sungai Jawa dan turun ke Serayu…lancarr & seru!
Ke-57 : tanggal 9 Maret ’97 ke Cimanuk etape 1.
Ke-58 : 16 Maret ’97 ke Cimanuk lagi tapi etape 2, disinilah gigi Ira patah. Aku sama Ira lagi menunggu perahu lewat dan bersiap-siap memotret, duduk di batuan pinggir sungai. Seperti biasa Ira bermasalah dengan keseimbangannya, tiba-tiba gubraklah dia dan giginya terpelanting keluar dari mulutnya tertawalah aku sementara Ira manyun sambil menahan linu hahah…ga heroik bangett! untung kami masih berhasil memotret!
Ke-59 : 23 Maret ’97 aku kembali ke Cimanuk 2 dan di jeram gigi itulah perahu terbalik dan kita berhamburan.
Ke-60 : 6 April ’97 Cimanuk 2, Isan belajar jadi driver(aku sempet deg-degan juga), pas di Jeram panjang perahu nyangkut dan kelipet, dengan penuh perjuangan perahu terselamatkan dan kita juga tentunya.
Ke-61 tanggal 14 April ’97 ke Citarik bareng anak-anak Faji Jabar.
Ke-62 : 22 April ’97 ke Cimanuk 2 wuaduuuhhh…airnya naik euyy!
Selanjutnya aku dengan temenku menemukan sungai Cikandang, kami mulai bergerak survey darat, sosped, aksesibilitas dll hingga pengarungan pertama pada Agustus ’97 bareng YCR! Dan selanjutnya kami mengundang yang lainnya untuk mencoba Cikandang. Pada Nov ’97 aku bersama YCR! ikut Kejurnas Faji I di Serayu, untuk kedua kalinya aku jadi atlit. Itulah catatan sederhanaku yang sempat kutemukan.
Sejak tahun ’98 sampai sekarang aku tak lagi serajin dulu mencatat pengarunganku, biarlah catatan itu tercecer tapi semangat mengeksplor sungai-sungai tetap berkobar, sungai barupun kucoba seperti Citatih, Palayangan dan terus menghapal lekuk Cikandang hampir setiap minggu dan hampir selama empat tahun.
Akhirnya ada putaran hidupku yang dengan sendirinya menghentikan kayuhku di sungai-sungai itu walau hatiku masih disana dan mimpi-mimpi jeram itu acap kali membayangi tidurku. Dan ditahun inilah kegundahan hati mendorong aku untuk segera mencairkan kerinduanku dan akhirnya kutemui kembali jeram-jeram itu, ayunan gelombangnya, jebakan arusnya.
Dan yang lebih indah adalah kebersamaan dan semangat pengarungan di perahu yang selalu kami jaga juga saat kami bersama seperti saat berbincang siang itu bersama : Diki, Mas dan Uloh… di rumah kecil di sisi Pakar, sebenarnya kami sedang berbincang tentang sebuah cinta.