Bening air dari gunung mengalir ta’ seperti biasanya. Terhalang bebatuan sebelum sampai ke genangan. Hari itu satu per satu pohon pergi meninggalkan akarnya, mengikuti jejak pohon sebelumnya yang terlebih dulu tumbang.
Gemuruh suara gergaji mesin membuyarkan mimpi sepasang merpati tentang masa depannya. Dentum pohon berjatuhan ta’ menggoyahkan tuan-tuan dari rasa iba.
Atas nama keinginan hutan itu berubah menjadi lahan yang tidak semestinya.
Sungai yang kering ta’ seharusnya menjadikan jiwa kita kering. Alirannya yang kian menyempit ta’ seharusnya membuat sempit pikiran kita.
Kami disini tetap disini untuk peduli pada alam yang menjadikan kami tetap berdiri.
Kami disini tetap disini menjadi saksi agar teduhnya kelak tak hanya tinggal cerita.
Kami disini tetap disini menjaga bening airnya agar suatu saat nanti beningnya air ta’ berubah menjadi genangan air mata.
Rindu (KBU) seperti dulu