“Kamarana euy, barudak anyar the, meni teu araktif kieu?” Itulah sebuah pertanyaan yang sering terulang dari sejak saya menjadi anggota Palawa Unpad. Sebuah pertanyaan yang mencerminkan kurangnya SDM aktif di perhimpunan kita tercinta ini.
Perhimunan kita yang tercinta ini seringkali dirundung masalah yang sama, masalah kurangnya SDM, hal ini makin terasa apabila penyelenggaraan moment-moment penting & besar yang besifat rutin seperti Muper, Diklat, Lokakarya, dll.
Berbagai jurus sudah dilakukan untuk merekruit anggota, tapi toh tetap saja yang terjaring tidak memenuhi target secara kuantitas ditambah dengan semakin bergugurannya saat pelaksanaan Diklatdas.
Wacana untuk merekriut dengan mengutamakan kuantitas daripada kualitas seringkali terhambat oleh opini klise yaitu mengutamakan kualitas daripada kuantitas, sebuah opini idealis yang seringkali terumbar saat Lokakarya digelar, tapi seringkali pula membentur cadas yang sama dikemudian hari dengan minimnya kuantitas.
Sebuah gebrakkan baru pernah dilakukan pada saat Diklat Caraka Rimba dengan Danlat Kang Wawan Barang yaitu dengan mempercepat Diklat dari saat acara pengenalan unit Mahasiswa Unpad, lalu mempersingkat waktu Pra Medan Operasi dengan asumsi dapat lebih banyak menjaring calon anggota di Medan Operasi. Saat itu para panitia mempunyai visi yang sama, yaitu menjaring anggota sebanyak-banyaknya karena untuk melatih masalah skill atau kualitas bisa dilakukan saat mabim.
Teori matematisnya begini kurang lebih, jika kita bisa menarik calon anggota ke medan operasi 30 org dengan mempersingkat waktu Pra Medan Operasi, asumsi devisit siswa di medan operasi katakanlah 10 orang, pada saat akhir Diklat nanti setidaknya kita akan melantik anggota muda 20 org dikurangi saat menjadi anggota muda yang tidak aktif katakanlah 5 org, so kita mempunyai setidaknya anggota muda 15 orang.
Terobosan baru sangat perlu untuk kondisi sekarang ini, jangan terpaku oleh pakem-pakem masa lalu. Palawa membutuhkan banyak SDM, tidak perlu terlalu idealis dengan mengutamakan kualitas anggota karena kualitas bisa terbentuk dari berbagai macam aspek & sarana, seperti mabim atau jika perlu diadakannya spesialisasi setelah diklat dan yang lebih penting membentuk iklim yang harmonis di sekretariat dengan menghilangkan “gap anggota muda dan anggota biasa”. Karena ikilm yang harmonis bisa membangkitkan jiwa korsa anggota yang otomatis akan memacu anggotanya menjadi lebih berkualitas dan berdedikasi thd perhimpunan.
Melihat animo yang begitu besar thd Palawa dari para mahasiswa baru di saat pengenalan unit kemarin (melihat dari foto-foto hehehehe). Setidaknya kita harus cepat tanggap. Segera benahi masalah Dewan Pengurus, secepatnya selenggarakan Lokakarya, dst. Jangan buat mahasiswa baru yang masih bersemangat itu menunggu terlalu lama