Estafet Kepada Young Guns

Sepulang ekspedisi terasa ada atmosfer yang berubah tak saja mereka yang pulang dari Sulawesi, namun karakter organisasi secara keseluruhan. Energi alam bumi Sulawesi  telah merasuki tim ekspedisi yang lalu menularkannya pada yang lain. Seperti pemuda tumbuh dewasa dan kini berlebih energi, mereka paham tak bisa lagi melepaskannya secara sembarangan. Melepaskan energi sebesar itu akan seperti mortal kombat : the annihilation. Ekspedisi telah merubah para serigala muda menjadi kawanan singa, tak ada lagi yang ditakuti.

Bila dua tahun lalu masih mengandalkan kelompok, kini masing-masing berdiri sendiri. Percaya pada kemampuan sendiri. Seekor serigala akan mati pelan-pelan bila terpisah dari kelompoknya, namun tidak bagi singa. Ia akan berburu sendiri. Berbekal energi puncak itulah, satu persatu mulai mencari pengembaraannya sendirian. Naik gunung sendiri, susur pantai sendiri, menghadapi ketakutan sendirian. Halik ku aing..kalau kata Robby Darwis libero Persib.

Suasana tenang di Lapang Parkir Tengah selama berthun-tahun, semua enggan mencari gara-gara dengan the pack. Sebetulnya cukup disayangkan bagi beberapa orang.

“Aing mah lemah UMU ayeuna euy..” keluh Tera seperti belum puas.

“Moal baleg ribut jeung barudak eta ayeuna mah,”gumam Wawan sambil heuay..”didegung-degungkeun ge cicing wae ning.” Cong Li tampak mulai bosan.

“Komo tatib Ospek,” ujar Bais yang tensinya naik turun tergantung padi kapas,” dipelong ge kalah murungkut.”

Kini hanya medan-medan petualangan ekstrim yang sepadan dengan agresivitas mereka. Maka kesanalah semua menuju, melembutkan hati disandaran gunung hutan dan keliaran sungai yang memahami benar kegelisahan skuad berani mati takut lapar ini. Dari kebijaksanan ibu alam itu mereka sadar, sudah waktunya melakukan pengembaraannya sendiri dan memberikan tongkat estafet kepada yang muda.

Namun tak ada respek yang tulus di arena kampus. Diam-diam banyak yang melirik, demikian pula kelompok yang disebut Tera. Walau tak berani terang-terangan, masih penasaran. Kala generasi Primavera ini mulai surut, barulah  sebagian kepenasaran itu serasa dapat angin lagi.

Kini kewibawaan berada ditangan generasi yang lebih muda, dan mereka akan mempertahankannya dengan gigih, brave to the last. The young guns ini akan memperoleh respeknya sendiri.

Walau generasi yang baru juga sangat capable, kadang tetap diperlukan sedikit intervensi dari mentornya. To become a lion, you must train with lions. Lagipula tak ada yang dapat mengendalikan kawanan serigala muda yang selalu meronta, kecuali geraman para singa. Dan pada saatnya nanti kawanan serigala muda itupun akan tumbuh menjadi singa yang sama. Lalu kemana para singa pergi setelah itu? Mereka tak pernah pergi, melainkan moksa.