Menakar Nasionalisme di Puncak Jaya Sebelum ke Razi

piramida cartenz3

by Riza Fahriza

“Kang Ajo, tetap semangat ya,” terlontarkan dari sejumlah rekan dalam beberapa hari terakhir ini, menjadi pil penyemangat tersendiri yang tidak lain untuk mewujudkan ekspedisi Cartenz agar benar-benar terealisasi pada 2016 sampai-sampai mengibaratkan ekspedisi PALAWA UNPAD bagaikan “ibu pertiwi tengah hamil tua”. Ide ini tergerak karena kecintaan kepada PALAWA UNPAD yang telah ditanamkan sejak awal saya masuk PALAWA UNPAD pada 1995 oleh para senior, kata “loyalitas” adalah kunci.Alhamdulillah sejak 1995 sampai sekarang saya tidak pernah absen dengan kegiatan si “yellow scarf” ini. Stay loyal.

Pada sekitar Oktober 2015, saya mempunyai ide ekspedisi PALAWA UNPAD ke Hkakabo Razi, Myanmar dan iseng-iseng saya lontarkan kepada Rifki, Agung, Margo dll merekapun menyambut baik dengan memberikan bahan-bahan referensi gunung di Myanmar itu dari sejumlah Organisasi pecinta alam sejenis yang memang sebelumnya berencana ke sana.

Di tengah perjalanan, kami berpikir untuk mencapai ke Hkakabo Razi, PALAWA UNPAD harus memiliki pengalaman di gunung es secara tim sehingga rencana berubah untuk pemanasan untuk menuju ke Hkakabo Razi adalah Puncak Cartenz Pyramid terlebih dahulu. Mengapa Puncak Cartenz? karena pikiran kami PALAWA UNPAD sampai sekarang secara tim belum pernah mencapai salah satu puncak dari seven summits padahal gunung itu ada di Indonesia, ibarat seorang kyai/ustad belum afdol kalau belum berhaji, selain itu guna menggairahkan kembali semangat adventure pada anggota PMPA PALAWA UNPAD setelah lima tahun “puasa” ekspedisi.

Cartenz menjadi kiblat mengingat keberadaannya sebagai salah satu seven summits. Bisa dikatakan, boleh bangga kita sudah mendaki gunung2 di Indonesia, mengarungi sungai, menelusuri gua, memanjat tebing, tapi tetap kurang afdol jika belum mencapai gunung yang berada di Papua itu. Kemanapun kita merancang ekspedisi akan selalu muncul pertanyaan kenapa tidak Cartenz, jangan sampai ibarat seorang kyai/ustadz yang sangat dihormati tapi belum pernah berhaji…Nasionalisme akan dipertanyakan kalau belum pernah ke Cartenz, segemilang apapun prestasi.