Menyoal Kultur Ekspedisi

osts

On every journey, we experience different cultures and diversity of thoughts – Lailah G.A

by Luthfi Rantaprasaja

Kegiatan ekspedisi adalah sebuah kegiatan yang sama penting dan sama perlunya sebagaimana kegiatan rutin pendidikan dasar atau DIKLATDAS. Bukan cuma menyalurkan hasrat bertualang semata namun juga idealnya sebagai kegiatan pemuncak dari serangkaian kegiatan operasional sebuah organisasi kepecintaalaman. Maka ketika saya coba menyusun kronik ekspedisi yang pernah diselenggarakan oleh Palawa Unpad, betapa terkejutnya saya bahwa ternyata kegiatan ekspedisi Palawa Unpad belakangan, semakin kesini semakin jarang dilakukan. Bahkan untuk periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2011, nyaris hanya diselingi Ekspedisi Natuna 2007 yang notabene adalah ekspedisi kolaborasi dengan pihak eksternal. Pun begitu dengan ekspedisi terakhir Laos 2011, lima tahun yang lalu yang berkolaborasi dengan Yayasan Palawa Indonesia!

Ada apa rupanya dengan kultur ekspedisi kini? Kultur ekspedisi yang dibangun generasi tahun 90-an, dimana isu ekspedisi selalu menjadi wacana wajib tiap tahun, dan dengan segala keterbatasannya, sedikitnya 2 tahun sekali selalu berhasil dilaksanakan kegiatan ekspedisi dalam kurun waktu tahun 1991 s/d 2001. Lantas kenapa tahun-tahun setelah tahun 2001 jarang sekali Palawa Unpad melakukan ekspedisi. Padahal secara potensi, generasi berikutnya memiliki modal dasar yang lebih daripada generasi sebelumnya. Saya sangat mahfum bahwa Palawa Unpad tidak mau terjebak pada pola-pola mainstream organisasi sejenis. Namun tidak mengagendakan ekspedisi juga sama konyolnya dengan mahasiswa yang sibuk kuliah tapi tidak mau menempuh ujian. Bagaimana kita bisa mengukur kemampuan kompetensi diri dan organisasi kalo tidak berekspedisi? Adakah tolak ukur lain?

Sebenarnya, apa sih itu ekspedisi? Secara definisi, ekspedisi adalah perjalanan/penjelajahan oleh sekelompok orang dengan tujuan spesifik tertentu, khususnya untuk kepentingan eksplorasi, penelitian ilmiah atau perang. Adapun perbedaan perjalanan petualangan/penelitian ataupun pengembaraan dengan ekspedisi menurut saya ada di kompleksitas masalah yang dihadapi. Tidak semua perjalanan/pengembaraan bisa dikatakan ekspedisi karena harus memenuhi kriteria sebuah kegiatan ekspedisi. Oleh karena itu, walaupun catatan perjalanan anggota Palawa Unpad bila dikumpulkan sangat banyak dan bahkan sudah mencapai bebagai macam lokasi petualangan di pelosok dunia. Namun bila perjalanan itu merupakan sebuah perjalanan petualangan biasa yang mana tidak memerlukan memerlukan pengelolaan/manajemen yang mumpuni terkait skala kegiatan, tingkat kesulitan, besarnya biaya yang dikeluarkan, tujuan/hasil yang ingin dicapai dan lain sebagainya, maka belumlah bisa disebut sebagai ekspedisi.

Khususnya buat para anggota aktif, saya mengajak untuk ayo mulai dari sekarang gairahkan lagi semangat berekspedisi. Tantangan dan hambatan dalam melakukan sebuah kegiatan ekspedisi sangat banyak. Grande! Tetapi kalau tantangan dan hambatan itu kita tidak hadapi dan atasi. Buat apa anda berpeluh keringat dan berdarah-darah berlatih keras tetapi tidak berusaha mendarmabaktikan kemampuan tersebut untuk sebuah maksud/tujuan yang lebih tinggi dan manfaat yang lebih luas. Karena sebuah ekspedisi juga mensyaratkan kegiatan tersebut memberi manfaat, bukan saja untuk anda sang penggiat/pelaku, atau juga untuk perhimpunan tetapi juga untuk pihak lain/masyarakat umum. Maka sebuah kegiatan ekspedisi yang mungkin terlihat sama namun dengan maksud tujuan yang berbeda, bisa memiliki arti dan nilai yang berbeda pula. Semakin tinggi sasaran yang dituju, semakin tinggi pula nilai ekspedisi tersebut. Sky is the limit!

Jangan takut membuat agenda ekspedisi. Takut hanya membuat anda tidak bisa maju dan berkembang. Percayalah pada kemampuan diri dan organisasi anda. Bertanyalah pada saudaraku senior yang pernah melakukan kegiatan ekspedisi. Ajak mereka bercerita romantisme dan suka duka dalam berekspedisi. Niscaya, anda akan temukan sesuatu yang tidak akan anda dapatkan di jenis kegiatan lain. Binar-binar antusiasme ekspedisi yang pernah mereka alami tidak akan pernah hilang dari sorot matanya. Kadang dari antusiasme itulah modal utama pelaksanaan ekspedisi. Dari antusiasme lahirlah militansi. Dan dengan militansi yang tinggi tidak ada permasalahan yang tidak dapat diatasi.