Nikmatnya Lintingan Tembakau di Medan Operasi

 

bakoby Boerahaj

Karena rokok merupakan salahsatu barang yang haram dibawa saat MO, kami yang perokok merasakan siksaan tambahan di saat tak mampu mengalihkan rasa kedinginan ini. Namun entah bagaimana ceritanya,Deny Akuy behasil meloloskan sebungkus tembakau dari sweeping pelatih.
Sehingga, saat-saat setelah apel malam, sebelum tidur….

Kami saling berbagi lintingan tembakau di bivak yang sudah dipadati oleh Akuy, Djeni , Sukrisno, Terra dan Sadikin. Kertas dari buku tulis milik Tera menjadi favorit pengganti kertas papir karena kami anggap paling tipis dibanding buku tulis milik yang lain. Ijin sang empunya buku dianggap cukup untuk kegiatan melinting tembakau berjamaah sesi pertama dan kedua…… selanjutnya sudah dirasa tidak perlu karena dianggap dinikmati bersama-sama…

Sehingga pada suatu waktu di saat materi kelas pelatih menyuruh kami mengeluarkan buku tulis untuk mencatat materi yang akan diberikan. Di saat itulah terdengar suara sumpah serapah yang tertahan dari Tera.

“Anjirr…… Buku aing ngan cover na wungkul euy..!!!! eusi na kamana????”

Kami yang paham, hanya berusaha keras untuk menahan cekikikan……
Hari yang lain di MO, saya belajar untuk mengenali secara detail “property” pribadi

 

Sepenggal catatan dari :
“Diklat CP : 17 hari mendewasakan diri”