Pagi telah tiba. Dengan tidak terburu buru saya bangun. Setelah ritual pagi yang terdiri dari urusan kamar kecil, segelas air putih dan menyedot udara pagi dalam-dalam, saya bersiap-siap untuk jalan-jalan pagi. Kostumnya pun cukup mendukung, paduan celana olah raga hitam dan t-shirt warna orange cerah bertuliskan “Great Adventure Good Coffee”. Cucok. Ya, minggu pagi yang baik. Burung berkicau bersahutan dan udara segar.
Tidak jauh dari tempat saya tinggal di dekat batas kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman, terdapat sebuah theme park yang halaman parkirnya hampir seluas lapangan sepak bola. Di sinilah ritual pagi saya berlanjut akhir-akhir ini. Selain jogging, warga memanfaatkan area terbuka ini untuk bersepeda santai bersama anak-anak, main drone, dan tentunya selfie!
Pada setiap lajur parkir, pohon-pohon ketapang berjajar rapi memberi naungan di siang yang terik. Ikon taman ini adalah wahana bianglala raksasa yang menjulang perkasa. Di siang hari konstruksinya yang berwana putih dengan kereta-kereta warna kuning dapat dengan mudah ditemukan dari kejauhan, memancarkan sinar warna warni di malam hari. Di hari yang paling cerah, Gunung Merapi dan Merbabu akan menampakkan diri secara menakjubkan!
Di awal bulan Juli yang barangkali sudah tak berhujan lagi ini, pemandangan di taman ini sungguh menenteramkan hati. Tampak pada latar belakang pasangan Merapi-Merbabu berbalut awan tipis. Sedikit misterius. Ada apa gerangan? Yang terjadi kemudian adalah jawabannya. Dari keheningan pagi perlahan muncullah Sang Surya. Lembut dan elegan. Tidak buru buru. Bulat sempurna jingga keemasan dengan pendar-pendar kuning yang tak lama kemudian jatuh ke bumi, membuat garis-garis diagonal di antara jajaran pohon ketapang. Menciptakan aura magis. Duo Merapi-Merbabu semakin pudar seakan undur diri mempersilakan Sang Empunya siang menggelontorkan cahaya bagi kehidupan di jagat raya ini. Sebanyak banyaknya, sepuas puasnya. Setiap organisme hidup menggeliat riang menangkap energinya. Begitupun saya. Merasakan kehangatan menyerbu pori-pori, mengendurkan syaraf, menciptakan perasaan gembira.
Dalam kontemplasi pagi yang hening ini saya panjatkan doa syukur. Atas hidup yang sederhana, atas nafas hingga detik ini, atas alam semesta dimana saya menyatu di dalamnya. Sungguh pengalaman luar biasa menyaksikan segenap alam saling memberi dan menerima dalam irama yang sempurna. Menampilkan perubahannya dari waktu ke waktu, detik demi detik.
Dalam kehidupan di perkotaan yang bising dan penuh kesibukan, hening sejenak sebelum memulai aktivitas keseharian adalah asupan energi bagi jiwa. Melihat daun-daun berayun ditiup angin, kupu-kupu yang lincah terbang, kumbang berdengung dan ayam berkokok, kesemuanya adalah sajian alam untuk ketenangan batin sebelum melakukan aktivitas selanjutnya.
Florence Williams, seorang jurnalis Amerika dan penulis buku non-fiksi yang karya-karyanya berfokus pada lingkungan, kesehatan dan sains, dalam bukunya “The Nature Fix: Why The Nature Makes Us Happier, Healthier, and More Creative, mengajak kita untuk sejenak pergi ke alam. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa berjalan kaki di hutan selama 5 menit membuat tubuh dan pikiran kita berubah. Detak jantung melambat teratur, otot-otot menjadi rileks yang kemudian merangsang produktivitas dan kreativitas. Ia mempertanyakan mengapa berada di alam membuat manusia menjadi ‘lebih manusia’. Hasil penelitiannya mengungkapkan korelasi alam dan kesehatan kita. Bahwa aroma pohon pinus memperkuat sistem imun kita, suara burung dan pola fraktal (pola berulang) yang ada di alam membuat kita merasa tenang sekaligus awas (alert). Kemudian, jika kita meluangkan waktu 1,5 jam melihat-lihat tumbuhan dan bertemu hewan-hewan di alam, kita tidak akan terlalu khawatir lagi pada masalah-masalah kita. Manusia menjadi lebih ‘terhubung’ dengan dunia disekitarnya.
Mengamini hal tersebut, Natural Resources Institute Finland mengungkapkan bahwa berada di alam selama minimal 5 jam dalam sebulan akan membuat kita bahagia. Mengurangi stres dan menambah vitalitas hidup.
Maka, Florence Williams mengakhiri video promosi bukunya dengan:
So why not give it a try? Go outside, go often. Bring friends. Breath….
Sumber:
http://www.florencewilliams.com/the-nature-fix/
Can you believe? This is how 15 minutes in a forest affects you!
Photo courtessy :
http://tipsfotografi.net/tips-memotret-rol-atau-rays-of-light.html