Ekspedisi 2011. Persiapan keberangkatan menuju Laos dilakukan ditengah bencana banjir yang sedang membayang di kawasan Indochina. Negara-negara di kawasan ini seperti Kamboja, Vietnam dan Thailand sedang menghadapi bencana banjir yang amat buruk. Namun semangat petualangan tentu tak akan semudah itu patah oleh ancaman banjir yang membayang.
Laos memang tidak dalam kondisi rawan banjir di bulan Oktober itu, namun sebagian kawasan Thailand sudah digenangi banjir sedalam 3 meter akibat luapan sungai Chao Praya. Semua dengan was-was mengamati perkembangan banjir di Thailand yang semakin mengancam kota Bangkok. Hal ini dikarenakan kota Bangkok akan dijadikan tempat transit tim ekspedisi sebelum menuju Laos, untuk kemudian diteruskan melalui perjalanan darat.
Kekhawatiran ini ternyata menjadi kenyataan ketika awal bulan November banjir besar tak tertahankan terus merangsek hingga menggenangi Bangkok, padahal tim survey harus segera berangkat ke Laos. Data-data yang mereka dapat akan sangat dibutuhkan oleh tim ekspedisi yang akan berangkat bulan depan. Perjalanan darat via Bangkok pun tentu tak memungkinkan mengingat lalu lintas kota ini lumpuh dan banjir ini sudah menggenang dimana-mana. Akhirnya perjalanan tim survey dialihkan melalui Kuala Lumpur untuk kemudian memakai penerbangan lanjutan ke Vientiane. Alternatif lain adalah melalui kota Hue atau Da Nang di Vietnam yang merupakan kota lain terdekat menuju Thakhek namun perjalanan ini akan lebih lama sehari.
Banjir Bangkok ternyata berlangsung lama hingga hampir sebulan lamanya, sehingga tim ekspedisi yang berangkat pertama pun yaitu tim advance harus melewati rute yang sama dengan tim survey. Ongkos perjalanan membengkak hingga dua kali lipatnya karena harus melakukan dua penerbangan dari semula rencana satu penerbangan saja, akibatnya cadangan devisa tim ekspedisi tergerus deras. Akhirnya Manajemen Ekspedisi memutuskan untuk menakar resiko dengan memakai kembali jalur darat via kota Bangkok dengan melakukan antisipasi. Skenarionya, bila perjalanan darat masih tak memungkinkan maka sesampai di Bangkok tim ekspedisi akan memakai penerbangan domestik menuju kota perbatsan seperti Nongkhai, Udon Thani dll atau penerbangan internasional ke Vientianne. Dua tim yaitu Rising dan United, berbagi tugas untuk membuka jalur rawan banjir ini melalui rute yang berbeda.
Dari kota Bangkok, satu tim akan meretas jalur ke Utara menuju Nongkhai, sementara tim lain menuju Timur Laut ke Nakhon Phanom. Dari Nongkhai perjalanan tim United akan melewati friendship bridge menuju Vientiane, sementara tim Rising akan melewati friendship bridge menuju Thakhek. Meeting point kedua tim adalah di kota Thakhek, yaitu ibukota provinsi Khammouane. Dari situlah tim akan mulai meretas jalur sepanjang 158 km menuju mulut gua raksasa Khoun Xe (Tam Nam Lot).