Pondok Motor Mbah Serani

200494_1015865729698_4091_nHe that travel into a country before he has some entrance into the language, goes to school, and not to travel (Francis Bacon)

 

Pendakian ke Gunung Raung merupakan masa yang dilematis karena masa-masa kuliah sudah semakin mepet dengan datangnya kewajiban mengambil matakuliah tiga SKS dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) selama dua bulan. Otomatis waktu dua bulan yang biasa dipakai untuk mengoleksi puncak-puncak gunung menjadi tersita. Sungguh dilematis… bila demikian akan susah lagi memenuhi obsesi untuk mendaki puncak-puncak 3.000 meter di Jawa. Di pihak lain nilai A dalam matakuliah tiga SKS akan sangat membantu mendongkrak nilai IPK yang masih gamang.

Namun seperti sudah dapat diduga akhirnya dibanding mengikuti perkuliahan saya lebih condong menuju udara tipis seperti sebelum-sebelumnya. Akhirnya dengan sangat tidak enak saya memohon pengertian rekan-rekan mahasiswa yang sedang KKN di desa Jatihurip, Sumedang agar dapat menghilang dulu menuju medan petualangan. Entah mereka bisa memahami atau tidak, namun tiba-tiba saya sudah mendapati diri dalam perjalanan bersama para sejawat yang juga meninggalkan KKN mereka.

“Kabur oge ti tempat KKN, Wan?” tanya Bar.
“Eh tong salah,” ujar Wawan serius,” kegiatan urang-urang ieu sabenerna teh leuwih nyata batan KKN..waduk kuliah kerja di kampung mah..”
“Enya.. boa nyahoan urang-urang sos-ped di kampung mah batan dosen na oge,” aku Bar.
“Matak na..geus hayu lah indit,” Wawan semakin bersemangat mengajak,” karunya maturan junior nu rek pengembaraan.“
“Siap..hayu lah,” seperti biasa Bar tak bisa menolak kalau diajak ke gunung.

 

Gunung Raung
Gunung Raung secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Jember. Berketinggian 3.332 meter dpl gunung ini sangat ideal menjadi tujuan pendakian serigala-serigala muda.. Anda dapat pula melengkapi perjalanan ke Gunung Raung dengan berwisata ke Kawah Ijen (2.145 meter) yang terletak searah. Nama kawah ini diambil dari nama Gunung Ijen (2.386 meter) yang rute pendakiannya relatif mudah. Sementara Kawah Raung yang berkedalaman lebih dari 500 meter memiliki kaldera yang sangat luas sekitar empat kilometer persegi. Kerap masih terlihat asap dari bawah kawah.

Jalur pendakian yang populer yaitu dimulai dari dusun Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju sebuah rumah yang biasa dijadikan base camp awal pendakian yaitu Pondok Motor (1.100 meter dpl) sejauh 8 kilometer yang bisa dicapai dengan motor ojek atau pick up. Jauh di dalam kelebatan hutan jati sebuah rumah seperti menyembunyikan pesonanya. Berdinding kayu dan bilik bambu dengan sebagian lantainya masih tanah, pondok ini tetap saja terlihat cukup resik Rumah ini dinamakan Pondok Motor karena sering menjadi tempat mangkal motor-motor yang mengantar para pendaki atau menjemput pendaki yang baru turun dari gunung Raung.

Pondok Motor
Para pendaki yang singgah dulu ke Pondok Motor akan merasakan sambutan yang hangat dari Mbah Serani. Dengan setengah memaksa ia akan menyuguhkan teh manis yang disajikan panas untuk semuanya. Manisnya terasanya lain, mungkin karena gula merah yang dipakainya. Walau hampir selalu merasakan keramahan penduduk desa yang disinggahi, rasanya cukup suprise juga begitu datang kami langsung disambut dengan suguhan teh manis ini. Biasanya saya akan tak sabar segera memulai pendakian setiba di base camp awal pendakian, namun segelas teh manis dan sambutan yang tulus cukup untuk membuat kami berlama – lama. Sayang Mbah Serani hanya dapat berbahasa Madura hingga tak banyak percakapan dapat terjalin.

 

Tak sepatah katapun saya mengerti apa yang diucapkan namun kami merasa paham apa maksudnya. Andai salah satu hikmah KKN adalah merasakan kearifan dari sahajanya kehidupan desa, saya merasa telah mendapatkannya. Saya merasa mendapat tambahan kekuatan untuk mendaki gunung Raung dari segelas teh manis dan percakapan yang tak terlalu jelas. Sambil berpamitan kami berjanji akan mengunjunginya lagi saat turun dari gunung beberapa hari lagi.

Sayang ketika tim turun dari gunung Mbah Serani tak berada di rumah. Beberapa saat lamanya kami duduk-duduk di serambi pondok hingga sebuah pick up datang. Kami pun tak sempat berpamitan untuk pulang meninggalkan Gunung Raung. Beberapa tahun kemudian saya mendapat kabar dari rekan yang pulang dari gunung Raung bahwa beliau telah berpulang.