Maka pada suatu pagi hari
Ia ingin sekali menangis
sambil berjalan tunduk
sepanjang lorong itu.
Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik
dan lorong sepi
agar ia bisa berjalan sendiri saja
sambil menangis
dan tak ada orang yang bertanya kenapa
Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak
mengamuk memecahkan cermin
membakar tempat tidur
Ia hanya ingin menangis lirih saja
sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik
di lorong sepi pada suatu pagi
akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
— perahumu biar aku yang menjaganya
Sapardi Djoko Damono