Kala Mahasiswa Bahu Membahu dalam Misi Kemanusiaan

Penulis : Mas Oktavian PD
Mendengar berita di salah satu media televisi nasional bahwa terjadi bencana banjir di daerah Bandung Selatan refleks pikiranku menerawang apa yang bisa dilakukan oleh kita selaku pribadi organisasi yang banyak mendengungkan aspek Tridharma Perguruan Tinggi yang kesemuanya bermuara kepada aplikasi di masyarakat. Suatu bentuk kepedulian seperti apa yang bisa kita lakukan menyikapi peristiwa seperti ini. Human Value satu kalimat yang selama ini sering terdengar pada percakapan-percakapan peminuman kopi di sekretariat masih pada tatanan target tetapi pada tatanan aktual masih merupakan barang asing.

Diawali dengan diskusi kecil antara sesama anggota aktif di sekretariat tentang apa yang bisa kami lakukan menyikapi bencana tersebut. Tak terlalu lama diskusi yang terjadi, diputuskanlah untuk sesegera mungkin mengirimkan tim pendahulu untuk melakukan survey sehingga terdapat gambaran dari keadaan secara fisik yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan seperti apa yang sangat dibutuhkan secepatnya oleh para korban sedangkan tim lainnya yaitu pusat koordinasi bertugas untuk mengkoordinasikan dan memaksimalkan komponen-komponan kemampuan yang ada di Universitas Padjadjaran Bandung.

Berdasarkan data yang didapat dari tim pendahulu bahwa kebutuhan utama yang diperlukan oleh para korban adalah bahan pangan khususnya bagi daerah-daerah yang tidak terjangkau karena keterbatasan sarana tranportasi, alat transportasi air dan tenaga medis beserta obat-obatan yang paling utama adalah obat kulit serta diare. Sementara itu yang menjadi basecamp dari kegiatan ini di lapangan berlokasi di rumah Dadang H Basyuni di mana orang tersebut adalah salah satu mahasiswa Universitas Padjadjaran Jurusan Teknik Informatika. Sementara itu tim pusat koordinasi mencoba untuk melakukan koordinasi dengan Unit-unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Padjadjaran lainnya untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan ini.


Pengumpulan sumbangan di kampus Dipati Ukur untuk Banjir di Sapan, Majalaya 1998

Hampir seluruh Unit-unit Kegiatan Mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan ini di antaranya Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film (GSSTF), Lingkungan Seni Sunda (LISES), Unit Paduan Suara Unpad, Unit Pencinta Budaya Minang (UPBM), Search and Rescue (SAR) Unpad, SPDC, KEMA Unpad dan Senat Mahasiswa Kedokteran Unpad selain itu juga beberapa simpatisan dari masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa ikut terlibat juga. Khususnya mengenai pencairan dana. Beberapa skenario yang direncanakan untuk melakukan pencarian dana adalah dengan cara melakukan parade kegiatan seni di kampus Unpad. Mengingat lokasi kampus Unpad yang tersebar maka diputuskan untuk melakukan parade seni di Kampus Unpad Pusat Dipati Ukur dan Kampus Unpad di Jatinganor di mana masing-masing Unit Kegitan Mahasiswa tersebut mendapat giliran untuk melakukan parade seni secara bergantian dari hari ke hari.

Dimulailah fase pencarian dana, Lingkung Seni Sunda dan GSSTF mendapat giliran pertama untuk melakukan parade seni di Kampus Pusat DIpati Ukur dibantu oleh Palawa Unpad sebagai pendukung. Respon dari para mahasiswa tanda diduga sebelumnya sebagian besar antusias untuk melakukan bantuan terhadap misi ini. Tak jarang banyak dari para mahasiswa bahkan ikut membantu dalam pengumpulan dana dari teman-teman mahasiswa lainnya. Selain itu memang keunikan dari parade yang dibikin cukup mendapat perhatian dari sebagian besar mahasiswa pada saat itu mengakibatkan selama acara parade berlangsung ramai oleh para mahasiswa.

Dana yang dikumpulkan hari itu cukup banyak hampir mencapai lebih dari 1-1,5 juta rupiah. Tak ada target dana yang kami rencanakan, berapapun dana yang terkumpul akan kami coba salurkan kepada para saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan di Sapan sana, itulah komitmen yang kami buat. Dana berupa uang tunai tersebut selanjutnya kami transformasikan dalam bentuk kebutuhan pangan yang tentunya didapat dari tim survey yang telah melakukan hal tersebut. Tak lupa kebutuhan-kebutuhan berupa pangan dan sandang kami terima juga dari beberapa pegawai di lingkungan kampus dan Pembantu Rektor III Bagian Kemahasiwaan. Bahkan Pembantu Rektor II Bagian Peralatan berkomitmen ikut membantu juga dalam bentuk sarana transportasi ke lokasi bencana tersebut.

Total kegiatan yang dilaksanakan memakan waktu 2 minggu. Sungguh sebuah kegiatan luar biasa yang jarang terjadi selama ini, yang membuat kolaborasi dari semua komponen-komponen akademisi khususnya Unpad bersatu padu untuk mencapai tujuan bersama. Suatu pengalaman yang tidak terlupakan dan luar biasa, selain tujuan utama adalah mencoba respek terhadap sesama selain itu juga kerjasama antara, jikalau kita bersatu untuk suatu tujuan bersama tanpa mementingkan ego dan ekslusifitas organisasi maka efek dan hasil yang dihasilkan menjadi lebih maksimal. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat terus dipelihara dikemudian hari tanpa melihat kontek bencana semata tetapi mencakup aspek-aspek lainnya. Amin

“Universitas Kita
Padjdjaran tempat bernaung
Insan abdi masyarakat
Pembina nusa bangsa
Padjadjaran lambang suci
Almamater yang tercinta
Tempat ilmu dan cita
Almamaterku tercinta”