Waktu menunjukkan hampir pukul satu dini hari, sehingga setiap orang di base camp lalu mencari ruang ke dalam fly sheet, berharap masih mendapatkan sisa-sisa kehangatan. Beruntung hujan tak turun malam itu, hanya gerimis yang sedikit membelai. Namun tidak semua terlelap malam itu. Sepasang mata yang kelaparan mengawasi pergerakan panitia di flying camp, mengendus bau ayam bakar yang dibawa dari base camp. Perlahan-lahan bayangan sesosok makhluk mengendap-endap menuju tenda.
Bukan serigala atau macan, namun siswa Rully Edward malam itu yang mengendap-ngendap ke tenda pelatih. Rasa lapar dan bau ayam bakar membuatnya nekad merembes ke flying camp. Ia tak kuat menahan perutnya yang keroncongan dari siang dengan hanya diisi beberapa cacing sondari dan honje.
Rully mendapati sasarannya yaitu ayam dan nasi dalam sebuah nesting diluar tenda. Melihat nasi yang masih hangat dan beberapa potong ayam bakar air liurnya menetes deras, tak disia-siakan lagi ayam beserta nasi itu dibungkus. Lalu ia pun mengendap-ngendap meninggalkan flying camp untuk menikmati jarahannya.
“Meunang naon, Rul?”tak sabar Brenjon bertanya.
“Ssssttt…’” Rovino mengingatkan.
“Bagi-bagi euy,” bisik Ayung dari bivak sebelah.
“Ada ayam..nih, bagi-bagi,” ujar sang pahlawan Rully.
Beberapa potong ayam dibagi bersama di bivak siswa. Rasanya nikmat sekali, dalam suasana survival menikmati ayam bakar yang masih hangat. Semua dilahap dengan rakus oleh siswa-siswa yang kelaparan, dilumat tak berbekas hingga ke tulang-tulangnya. Sejenak mereka melupakan penderitaannya di medan operasi dan berpesta dengan caranya sendiri: merembes ransum pelatih.
Pada pagi hari, Dodi yang tidur di flying camp gundah mendapati ransum mereka hilang. Ia agak kesal karena tak kebagian ayam bakar.
“Bonk, meni teu ngagehan hayam,” ujarnya merajuk pada Bonk.
“Har..sugan urang malah geus disikat ku maneh,” Bonk juga ikut bingung.
“Kamana atuh nya?”Dodi garuk-garuk kepala, masih belum rela ayam bakarnya hilang.
Pembicaraan kemudian berkembang pada lokasi perkemahan yang mistis itu, lalu kemungkinan adanya hewan liar. Karena ayam bakar merupakan isu strategis, kemudian wacana ini dibawa ke sidang paripurna di base camp, namun yang lain juga ikut bingung karena tak ada yang ngelayap ke flying camp malam kemarin.
“Suasana disini memang agak supranatural,” ujar Rina.
“Udahlah, anggap aja sajen,” gumam Butet.
Hilangnya ayam bakar pelatih di flying camp gunung Manglayang tetap menjadi rahasia yang tak terpecahkan hingga berakhirnya diklat, menjadi The X Files di kalangan panitia. Misteri itu baru terungkap beberapa waktu setelah pelantikan, setelah Rully Edward yang kini telah menjadi xPLW memberitahu mereka.