Suatu hari kala transit di bandara KLIA lapar mendera milisi backpacker. Irama keroncongan betalu-talu saling bersahutan dari perut Bar, Dudung dan Gatot. Maklum sejak subuh mereka sudah nongkrong di bandara Soekarno-Hatta, lalu dengan penerbangan pagi flight menuju bandara Kuala Lumpur, KLIA.
“Kalem urang aya logistik’” ujar Gatot.
“Mawa naon eung..” Dudung penasaran.
Gatot mengeluarkan sesuatu dari backpacknya. Bar dan Dudung menahan nafas. jangan-jangan mengeluarkan nesting dan Trangia, mau ngeliwet di bandara KLIA.
Ternyata ia mengeluarkan dua bungkus wajit buatan Cililin.
“Tisaha euy wajit Cililin?” tanya Bar .
“Aya lah..” ujar Gatot enggan menjelaskan,” arek moal?”
“Nya arek atuh lapar urang..” buru-buru Bar menyambar bungkusan wajit.
Ada dua jenis wajit Cililin, kelapa dan ketan hitam. Keduanya sama legit, cukup buat menambal perut sampai lima jam kedepan menunggu boarding. Tak sampai setengah jam sebungkus wajit sudah habis. Karak apal aya wajit ketan hitam, pikir Bar.
“Giung euy dahar wajit wae…” gumam Dudung sambil menguyah kearifan lokal dari Cililin itu,” tapi mening giung daripada lapar.”
Wajit itu adalah bekal dari Nurlaela, teman mereka juga. Neneknya merupakan salahsatu perintis usaha wajit di Cililin. Ia hebat dan sukses bikin usaha wajit. “Mudah-mudahan aku bisa sehebat nenekku suatu saat,” ujar Nur suatu waktu.
Ibunya pun seorang wanita pekerja keras dan hebat dalam pekerjaannya mengolah wajit, padahal sekolahnya hanya sampe Sekolah Rakyat. Sementara bapaknya yang Sarjana dr STT Tekstil, setelah pensiun dari ABRI mencoba jualan kain juga coba buka tekstil kecil-kecilan tapi gak berhasil sampe akhirnya sama-sama memajukan wajit. Dengan demikian mamahnya sekarang merupakan generasi ketiga pengrajin wajit Cililin.
Kini yang meneruskan sekarang adalah adik lak-lakinya, kakak perempuannya juga setelah pensiun pindah ke Cillin membuka wajit sendiri , sementara adik perempuannya juga membuat penganan dodol kacang ijo dan kerupuk gurileum lada. Usaha wajit ini sudah cukup dikenal, bahkan pernah diliput oleh stasiun ANTV dan Net TV.
Sebenarnya selain wajit, daerah Cililin juga memiliki potensi wisata. Untuk kuliner makan ada daerah Ciminyak dengan menu ikan bakar Danau, sambel peuteuy jengkol, nasi liwet dll. Harganya terjangkau dengan view danau saguling. Jaraknya hanya 15 menit dari Cililin. Adapun di Gunung Halu terdapat perkebunan teh dan curug Malela, selain banyak curug yang lain. Bila menyukai hiking atau trail running juga bisa mengeksplorasi Pasir (Bukit) Ipis, Gabus.