by Dodi Rokhdian
Berdiri diatas sebuah teras persawahan hamparan menguning padi, seorang wanita etnis Hmong di dataran tinggi Vietnam Utara, menjelaskan apa yang terjadi pada ‘masa lalu-nya’ ketika cara produksi pertanian modern dipromosikan oleh negara sosialis di negara itu. Sambil mengangkat bahu, dia mengatakan bahwa keluarganya belum benar-benar berubah selama ini, meski diakui bahwa komunitasnya tetap ‘dibawah radar’ pengawasan pemerintah dan berusaha menghindari tatapan awas mata pejabat negara dari dataran rendah. Dengan cara tersebut Hwong bisa melanjutkan hidupnya dan bekerja mengolah tanah mereka seperti yang telah mereka lakukan untuk generasi mendatang.
Etnik Hmong telah bekerja dengan berbagai peluang ekonomi, yang datang dengan berbagai cara kehadapan mereka di sepanjang lintasan waktu sejarah; dari produksi opium pada era kolonial, produksi barang dan kain untuk pariwisata, sampai budidaya cardamom untuk pasar di Cina. Keputusan Etnik Hmong untuk terlibat atau menolak dalam setiap kesempatan ekonomi yang menghampirinya, amat tergantung pada percampuran seleksi adaptasi pelaku di ranah lokal, budaya, sejarah, dan peluang yang timbul di setiap momen sejarah.
Sekitar lima abad lalu, bangsa Han di Cina bermigrasi ke pegunungan barat daya. Selanjutnya pada abad ke-18 dan 19, bersamaan dengan kerusuhan sosial yang terjadi di Cina Selatan kelompok minoritas dari pegunungan di provinsi Sichuan, Guizhou, Hunan, Guangxi dan Yunnan bermigrasi lebih jauh ke selatan. Sebagian, yakni Etnik Hmong, menetap di jajaran semenanjung Indocina, mereka mempraktekan pertanian subsisten, dengan kombinasi menanam opium. Selama masa perang Perancis, sebagian Hmong bergabung dengan kekuatan komunis Vietnam, sementara yang lain bergabung ke sisi Prancis. Akibatnya setelah kemenangan diraih komunis (Viet˙Minh) Etnik Hmong pendukung Prancis bermigrasi ke Laos dan Vietnam Selatan, dan sisanya harus menerima hidup di bawah pemerintahan komunis. Sejak tahun 1954 atau sejak Vietnam bersatu pada tahun 1975, disaat Vietnam Utara yang komunis berhasil menyatukan negara dengan mengusir tentara AS di Selatan, maka Hmong disatukan dibawah negara komunis dan menjadi bagian dari ekonominya (Turner and Michaud. Weapons of the week: Selective resistance and agency among the Hmong in northern Vietnam dalam Caouette and Turner 2009)
Secara historis, sebagian besar Etnik Hmong adalah peladang berpindah, pemburu dan peramu, dan hanya sedikit petani sawah irigasi. Di bawah tekanan negara Vietnam, Etnik Hmong telah dimukimkan untuk tidak berpindah-pindah, diintegrasikan ke dalam jaringan perdagangan komersial, pariwisata, dan dikenalkan praktek pertanian modern dengan penggunaan pupuk kimia.
Hingga tak heran, bila kita mengunjungi distrik Sa Pa di Vietnam Utara, dan berharap bertemu dengan etnik minoritas yang penuh keaslian sepertii yang ditawarkan dalam brosur wisata, maka yang di dapat adalah fenomena lain. Hmong yang kita temui, dengan segala aktivitasnya saat menjajakan suvenir, nampak fasih bercas-cis-cus dengan bahasa asing. Keaslian adalah imaji dan keunikan serta eksotisme yang menyertainya adalah ‘hidden agenda’ pihak luar untuk kepentingan denyut wisata setempat.
… People’s conceptualization and orderings of space can be useful toward understanding the creation of locative identities and ideas about relations with outsiders (Fox 1997:4)