Ada rasa masygul bagi genre 80-90an PLW saat kini kampus Dipati Ukur (kini disebut kampus Iwa Koesoemasoemantri) tak pernah lagi dirangkul dalam setiap diklat. Mungkin wajar karena setelah Sekretariat pindah ke Jatinangor, semua kegiatan juga terpusat disana. Maka halabihalal alumni Unpad di Graha Sanusi Hardjadinata Kampus Iwa Koesoemasoemantri Jl. Dipati Ukur 35 Bandung pada hari Minggu 3 Juli 2022 sedikit melipur kerinduan.
Acara silaturahmi dan halalbihalal ini dihadiri Menteri BUMN RI Erick Thohir, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki. Dalam kesempatan ini, rektor Unpad mendorong para alumni berpartisipasi dalam pengembangan universitas ke depan melalui pengumpulan dana abadi. Dana Abadi Padjadjaran merupakan program penghimpunan dana dari alumni, perusahaan, dan masyarakat yang dikumpulkan dalam satu akun dan disimpan abadi. Hasil dari pengelolaan dana abadi dapat digunakan untuk kemajuan Unpad.
Sebagian generasi alumni era jadul itu merasakan nostalgia yang melelahkan sekaligus membahagiakan dapat hadir dan bertemu kamerad lama di kampus yang pernah mendewasakan mereka. Bahkan bagi sebagian legiuner petualang tanah tumpah darah itu tetaplah sebuah sudut di kampus Dipati Ukur, bukan dikampus Jatinangor yang megah. Saat darah menetes dari luka yang menganga dan tercecer di lapangan bisu. Darah yang membasahi bumi itu segera terhapus guyuran hujan, namun abadi di sanubari.
Booth Farrel Patiserrie dan Manglayang Trail Running YPI didepan Graha Sanusi menjadi tempat berinteraksi para kamerad era itu. Lapangan didepannya yang dulu disebut LPU (Lapang Parkir Utara) pada masanya selalu menjadi saksi kehikmatan pelantikan Diklat PLW.
“Bernostalgia masa kuliah mengunjungi kampus tempat menimba ilmu, nongkrong, berorganisasi dan begadang tentunya, bertemu dengan sejawat teman begadang…u en pe ad…” kenang Bais kuncen kampus DU yang menyempatkan hadir.
Simbol-simbol bagaimanapun diperlukan karena manusia kerap berusaha memahami problema dinamika hidupnya melalui simbol.