When the wind calls,
You know,
That somewhere in the mountains,
It has found the answers that you were looking for.
The pull of the horizon overcomes the inertia of reason…
And you just have to go (Vikram Oberoi)
Usai merampungkan Ujian Akhir Semester di bulan Januari tak ada yang lebih membosankan daripada nongkrong di kampus yang kosong. Tak banyak pemandangan mahasiswi berseliweran di kampus karena perkuliahan sudah memasuki masa liburan. Para pedagang kue yang biasa berkeliling kampus pun mulai enggan menampakkan batang hidungnya karena kalau hanya dari kami paling mereka mendapat hutangan saja.
Pendakian marathon
Namun kampus yang kosong tak pernah membuat Sekretariat pun menjadi tak berpenghuni. Selalu ada komunal yang penuh semangat membicarakan petualangan. Sore itu pembicaraan diantara para mahasiswa yang sedang nongkrong pun berkutat seputar pendakian gunung dimana selalu yang menjadi topik hangat adalah mau ke gunung mana. Teramat banyak gunung di nusantara hingga kadang bingung menentukan yang mana dulu yang akan didaki.
Kemudian munculah ide praktis untuk melakukan perjalanan untuk sekaligus mendaki dua gunung yang berdekatan. Selain efisien dalam biaya perjalanan tentu akan mengerucutkan pilihan gunung yang akan didaki. Maka rencana mendaki gunung Sumbing (3.371 meter) kala itu berawal dari pikiran praktis untuk mengoleksi puncak-puncak gunung dalam “sekali tepuk”. Maksudnya dengan misi yang singkat maka minimal dua puncak gunung berhasil digapai yaitu Gunung Sumbing dan gunung Sindoro.
Memang di pulau Jawa ini banyak gunung kembar yang memungkinkan untuk didaki secara marathon karena tidak terlampau jauh lokasinya. Misalnya saja Gunung Sumbing-Sindoro, gunung Merapi-Merbabu, gunung Arjuna-Welirang dan gunung Gede- Pangrango. Di pulau Sumatera pun Gunung Marapi-Singgalang dan gunung Sinabung-Sibayak dapat dikejar dalam satu misi yang singkat.
Pendakian dua gunung sekaligus memang akan lebih meletihkan mental disamping tentu saja menguras fisik dua kali lipat dibanding sebuah pendakian biasa. Maka berkaca dari pengalaman kala melakukan pendakian marathon gunung Tambora, Rinjani dan Semeru kemudian saya membatasi diri dengan lagi melakukan pendakian marathon lebih dari dua gunung untuk menghindari keletihan mental. Fisik yang terkuras dapat pulih dalam hitungan hari namun mental yang keletihan lebih lama mengembalikan kestabilannya.
Pendakian Sumbing
Maka dari obrolan ringan seusai Ujian Akhir Semester, seketika menjadi rencana spontan untuk berangkat ke Jawa tengah mendaki gunung Sumbing. Waktu kepergiannya? Tentu saja besok, karena hari ini harus mengumpulkan logistik terlebih dahulu.
Gunung Sumbing (3.371 meter dpl) terletak diantara Kabupaten Wonosobo dan Temanggung. Jalur pendakian dapat melewati dusun Garung, Wonosobo atau melewati jalur Batursari dari Temanggung. Pada tanggal 1 Suro gunung Sumbing banyak dinaiki oleh peziarah yang mengunjungi makan Ki Ageng Makukuhan yang berada di dalam kawah. Pertapa sakti di kawasan Sindoro – Sumbing ini diyakini masyarakat setempat mendaki gunung Sumbing dan turunke kawahnya ketika merasa ajalnya sudah dekat dan kemudian meninggal disana.
Puncak gunung Sumbing sendiri berbentuk kaldera kecil berdiameter sekitar 800 meter dengan kedalaman hingga 100 meter. Di dalam kaldera yang luas itu terdapat beberapa kawah kecil yang masih mengeluarkan asap belerang. Disaat cuaca cerah maka dari puncak gunung Sumbing dapat kita saksikan dengan jelas Gunung Sindoro yang seperti parabola. Sayang awan yang bergumpal-gumpal kerap menutupi pemandangan ke arah gunung Sindoro sehingga kadang hanya sedikit puncaknya saja yang terlihat. Namun saking terasa dekatnya gunung Sindoro –walaupun berkilo-kilo meter jauhnya – akan memaksa pendaki manapun yang sedang berada di puncak gunung Sumbing untuk berpikir menggapai puncak Sindoro juga. Karena puncak itu seperti melambai-lambai dengan tatap rindu yang tak berkesudahan.
Sebuah suara-suara yang dibisikkan secara misterius seperti mengundang kita untuk segera mendaki gunung Sindoro seusai turun dari gunung Sumbing. Demikian pula sebaliknya bila kita mendaki gunung Sindoro terlebih dahulu.