Perjalanan bulan April 2017 terasa berbeda dengan pendakian gunung biasa. Walau gunung Fansipan (3.143 mdpl) di Vietnam bukan medan pendakian yang ekstrim namun terasa ada aura militansi yang kental. Hal ini dikarenakan para peserta bukanlah lagi para orang muda, melainkan mereka yang sudah melewati golden age sebagai pendaki gunung. Bila masa golden age itu adalah pada usa 20-30 tahunan maka itu sudah lama sekali berlalu. Maka perjalanan ini bukanlah lagi tentang pendakian gunung semata. It is not about the mountain, it’s about us.
Walau telah ada cable car untuk menuju ke puncak dengan gagah para senior memilih jalur treking rute pendakian tradisional yaitu melalui jalur Tram Ton atau Heaven Gate. Rute ini adalah yang paling populer untuk memulai pendakian di gunung Fansipan karena lebih landai dibanding rute Sin Chai atau Cat cat. “Chose Hike Hill” adalah tema pembeda bagi pendakian ini, untuk mengingatkan walau bisa dengan mudah dan nyaman naik cable car para petualang sejati akan tetap memilih merayapi pegunungan untuk menuju puncak. Keceriaan akan didapat selama pendakian menuju puncak dimana aroma petualangan kembali meremaja dan rentang waktu nostalgia yang telah puluhan tahun serasa baru kemarin berlalu.
Camp 1 dan camp 2 tempat bermalam kini sudah tertata seperti kampung kecil. Struktur shelterya dari baja ringan dengan atap aluminium, beberapa bangunan yang ada di camp bisa menampung puluhan orang. Sebagian jalan setapak sudah berupa tangga dari batu dan sepanjang jalur pendakian berdiri tiang-tiang pancang. Cable car yang mulai beroperasi tahun 2016 lalu benar-benar mengubah wajah gunung Fansipan. Siapa pun akan tergoda untuk ikut merasakan sensasi cable car yang disebut-sebut terpanjang di dunia ini dan mau tak mau dibuat kagum dengan kemewahan ini. Maka setiba di puncak, kami pun turun dengan cable car.
Saya harus mengangkat topi untuk kegigihan para senior yaitu kang Ai Sobaryadi, Ferry Hendarsin, Ronald Agusta dan Agus Rinrin merayapi pegunungan ditengah hembusan angin yang brutal disertai hujan dan kabut tebal. Alih-alih demi menancapkan prestasi pendakian gunung, kegigihan mereka harus lebih menjadi contoh untuk menginspirasi generasi yang lebih muda. Jangan gampang memilih jalan yang mudah, choose hike hill.
Siap, Kang,