The Predator

 

1934264_1168506506370_1021913_nMedan operasi memasuki minggu kedua saat parade siswa memasuki materi rock climbing di tebing Citatah. Dalam longmarch yang panjang dari gunung Burangrang beberapa siswa mulai ngaplek, mengeluarkan air mata bahkan ada yang sudah luluh lantak perlengkapannya. Namun ada juga yang masih tegap melangkah. Toh kekuatan fisik memang bukan jaminan di medan operasi diklatdas melainkan mental yang lebih berperan.

Ibrahimovich  (nama disamarkan) termasuk yang paling bugar kala mengikuti seleksi calon siswa diklatdas. Kala yang lain terengah-engah lari sepanjang LPS dan LPU di kampus Dipati Ukur, tubuhnya yang tegap seperti sedang balet di udara dengan ringannya dan dengan mudah mendahului yang lain seperti Michael Schumacher meninggalkan lawan-lawannya dengan 1 lap di granprix F1 Monte Carlo.

Beberapa pengamat diklat mengunggulkan Ibrahimovich yang penyuka penyanyi rap MC Hammer dan kerap melantunkan hitsnya To Legit to Quit ini bakal lolos dari babak kualifikasi grup yang termasuk kategori grup maut di Liga Champion Diklat ini, yaitu berisi Opik, Luthfi, Triyanto dan Ibrahimovich. Dalam drawing Liga Champion Diklat grup ini diakui merupakan grup neraka dimana persaingan untuk sebuah nesting berisi nasi liwet sangatlah ketat.

Apa dinyana, dihari itu Ibrahimovich melemparkan handuk putih walau fisiknya masih belum ada lecet sedikitpun. Bujukan dan saran dari pelatih tak mampu meluruhkan kebulatan tekad Ibrahimovich untuk mundur dari diklat. Akhirnya pelatih menyerah dan meminta siswa yang lain mempertahankan Ibrahimovich dan menyemangatinya. Dipikirnya barangkali permintaan dari sesama siswa akan menumbuhkan semangat Ibrahimovich.

Namun pelatih salah bila berharap Ibrahimovich bakal dibelai-belai oleh yang lain. Saling intip kekuatan, mencari kesempatan dan bermain strategi merupakan pola yang berkembang diantara siswa sejak hari pertama di gunung Burangrang.  Maka memberikan nasib Ibrahimovich kepada quorum siswa ibarat memasukan domba yang gemuk ke dalam sarang macan.

Urang mah menta havermuth na we jang barudak, “ membuka suara Wawan Barang sebagai Godfather di kalangan siswa sambil mengedipkan mata kepada rombongan Antrop.

Aya keneh roti teu?” tanya Muhamaddan dengan suaranya yang melengking.

“Balik mah balik we,” lanjut Sobur sambil menggeranyangi ransel korban.

Ransel na tukeur jeung nu urang,” ujar Bar yang sejak longmarch dari Burangrang ranselnya yang KW3 itu sudah luluh lantak.

Teman satu grupnya juga tak memberi veto kepada para predator yang mengelilingi Ibrahimovich. Mereka senyum-senyum membayangkan nasi liwet yang mengepul kini tinggal dibagi tiga, tidak dibagi empat seperti sebelumnya. Semangat Ibrahimovich yang memang sudah tinggal setengah langsung jatuh menjadi minus.

Darmansyah yang kebagian jadi danlas pun kelu.  Tadinya ia akan memberikan siraman kata-kata berbunga pada rekannya yang mundur itu, namun melihat reaksi yang lain ia mengurungkan niatnya. Pura-pura tidur aja ah gua, gumamnya.

Abdi mah bade kemping we..” kata Ibrahimovich lirih kepada soulmate-nya Dudung.

Namun Dudung lebih sibuk memikirkan kondisi danpur dalam grupnya sendiri yang tak bisa dibilang grup teladan juga. Kombinasi dari Bar, Dodi dan Firkan yang menghuni grupnya akan cukup memusingkan danpur sekelas Jose Mourinho sekalipun.

Urang mah ngadirikeun bivak we, moal milu urusan dapur,” ujar Dodi suatu hari di Burangrang sambil melirik nesting berisi nasi liwet yang selalu dijaga mati-matian oleh Dudung.

Urang ngala cai,” ujar Bar sambil menggeser duduk ke arah nesting.

Urang nyieun api unggun,” kata Firkan sambil berkali-kali melap air liur melihat nasi yang belum masak.

Banyaknya tekanan dan diserang dari berbagai penjuru membuyarkan konsentrasi Dudung sehingga tak sempat menghibur soulmate-nya itu. Ibrahimovich makin depresi. Saat apel pagi, Ibrahimovich pun dilepas dalam sebuah upacara pelepasan dengan hadiah oleh-oleh gepuk dari pelatih. Karirnya akan berpindah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonseia, begitulah kira-kira. Sementara itu diklatdas masih berlangsung dua minggu lagi, dimana adu strategi duapuluh dua kontestan di Liga tetap akan seru bahkan hingga hari terakhir dimana zona champion, zona play off dan zona degradasi sangat ketat urutannya. Namun sejarah mencatat, semua berhasil melewatinya dengan standing ovation.