Yuno Ahmad Maulana/PA
Greenberg dan Garfunkel adalah mahasiswa di Universitas Columbia. Mereka memiliki minat yang sama dalam musik dan puisi. Kedua pemuda itu berjanji untuk selalu ada satu sama lain ketika menghadapi masalah.
Selang beberapa bulan kemudian, Greenberg didiagnosis menderita konjugtivitis yang diperparah dengan adanya gloucoma Yang menghancurkan saraf optik Greenberg sehingga ia menjadi buta.
Orangtua Greenberg tidak memiliki uang untuk membantunya berobat karenanya, dia putus kuliah.
Secara mental, jiwanya sangat tertekan. Greenberg berhenti berbicara dengan orang-orang dan mengisolasi dirinya sendiri. Saat itulah Garfunkel datang kepadanya dan membujuk Greenberg untuk kembali ke Columbia. Setelah beberapa kali didesak, Greenberg setuju dan mendaftar di universitas sekali lagi. Di perguruan tinggi, Greenberg sepenuhnya bergantung pada temannya. Dan Garfunkel mengubah hidupnya di universitas untuk mengakomodasi temannya yang buta, membantunya berjalan ke kelas, mengurus segala keperluan, berjalan bersama di kota, mengisi formulir untuknya, dan sebagainya.
Suatu hari, ketika berada di Grand Central Station Grafunkel memberi tahu bahwa dia harus segera berangkat untuk sebuah tugas.
Tiba-tiba, Greenberg ditinggalkan sendirian di antara kerumunan, benar-benar ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa Dia entah bagaimana berhasil kembali ke universitas, menabrak orang dan berbagai benda. Greenberg menyebutnya “beberapa jam terburuk dalam hidup saya.”
Di universitas, Greenberg bertemu dengan seorang pria yang meminta maaf kepadanya. Dia mengenali suara itu? temannya yang baru saja pergi beberapa jam yang lalu untuk “tugas mendesak.”
Faktanya, Garfunkel tidak pernah meninggalkan Greenberg. Dia hanya berbohong tentang hal itu dan mengikuti temannya di sepanjang jalan saat kembali ke universitas. Garfunkel ingin Greenberg menyadari bahwa dia hanya bisa mandiri ketika dia benar-benar bertanggung jawab atas hidupnya. Hal itu berhasil dan Greenberg menjadi lebih percaya diri untuk mengandalkan dirinya sendiri. Kedua sahabat itu lulus dari perguruan tinggi dan berpisah.
Beberapa tahun kemudian, Greenberg menerima telepon dari Garfunkel yang meminta 400 dollar untuk keperluan rekaman album dengan teman musisinya Paul Simon. Saat itu Greenberg hanya memiliki 404 dollar di rekening banknya namun dia memberikan semua uang itu kepada Garfunkel tanpa berpikir dua kali. Dia merasa sudah waktunya untuk membalas kebaikan yang telah ditunjukkan Garfunkel kepadanya selama kuliah.
Dengan uang tersebut, Simon dan Garfunkel merekam album pertama mereka “Wednesday Morning, 3 AM” pada tahun 1964.
Satu lagu dari album itu melejit : The Sound of Silence Lirik untuk The Sound of Silence yang ditulis Simon dipenuhi dengan belas kasih Garfunkel sebagai pendamping Greenberg sejak ia buta. Hal ini terlihat dari kalimat pembuka lagu tersebut :
“Hello darkness, my old friend..I’ve come to talk with you again”
(Halo kegelapan, teman lamaku, aku datang untuk berbicara denganmu lagi).”
Pada akhirnya kedua orang sahabat Yang saling mendukung itu hidup sukses. Simon dan Grafunkel sukses mencetak karier didunia musik sementara, Greenberg menjadi pengusaha sukses dan dapat mengobati matanya hingga tidak buta lagi.
Saudaraku, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik yang siap mendukung dan menguatkan ? Bukan saja sahabat di saat senang, tetapi juga sahabat yang menegur disaat ada kesalahan.
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara