Kehidupan seorang petani bernama Sukiman Mohtar Pratomo lebih didominasi menjadi pembicara belakangan ini. Penggerak petani kampung Deles , Desa Sidorejo, Kemalang, Klaten ini sekarang banyak membagi kisah suksesnya sebagai petani penggerak yang aktif sebagai pengelola Radio Komunitas Lintas Merapi.
Sukiman, 42 tahun, merintis Radio Komunitas sejak tahun 1999, setelah ia merasa lambatnya komunikasi mengenai penyampaian informasi kondisi Gunung Merapi dari petugas. Dan di tahun 2004, menurut Sukiman, masyarakat lebih merasa informasi dari radio komunitas lebih tepat dan cepat daripada informasi yang dikeluarkan pemerintah. Mulai saat itulah Sukiman mengajak masyarakat agar mau mengelola radio komunitas tersebut secara bersama-sama.
Awalnya, lelaki lulusan SMK ini membangun radio dan pemancar dengan uang pribadisebesar Rp.2 juta. Untuk memelihara radio itu, Sukiman menyisihkan 20% pendapatannya sebagai guide tracking para pendaki Gunung Merapi.
Pada tahun 2006 Sukiman pernah dicap sebagai provokator dan tukang demo pemerintah. Misalnya, pada kejadian di tahun 2006, dimana pemerintah pernah menyatakan sudah menyiapkan mobil evakuasi, tapi buktinya tidak ada. Dan sukiman menyebutkan hal tersebut di radionya untuk menginfokan ke warga agar tidak menunggu bantuan pemerintah.
Radio komunitas yang menempati jalur FM ini juga terjalin dengan radio komunitas lain di sisi lain kaki gunung merapi, seperti di daerah Magelang timur, Sleman dan Boyolali. Dan Sukiman mendapatkan dan berbagi informasi tentang kondisi merapi melalui Handy talky (HT).
Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi merapi, Sukiman dan 26 relawan memantau langsung dengan menaiki puncak gunung merapi. Dan informasi tersebut disebarkan selain melalui radio juga dengan website dan akun social. Minimal 2 bulan sekali, Sukiman dan relawan lain mendaki Gunung Merapi untuk memantau.
Kepedulian Sukiman pada masyarakat dan lingkungan ia wujudkan dengan membantu banyak petani. Ia mampu mengubah para warga yang biasa merusak hutan untuk mencari nafkah, menjadi petani yang peduli lingkungan. Sejak tahun 2003 Sukiman menginisiasikan kelompok tani di desanya.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pak sukiman adalah datang kerumah-rumah warga mengajari mereka bagaimana cara menanam sampai warga itu bisa menaman dan menghasilkan panen yang berlimpah. Dari usahanya terebut pak sukiman hanya diberi upah dengan satu ikat rumput saja itu pun kalau dikasih kalau tidak dia ikhlas berbagi pengetahuan dengan para warga.
Selain itu Sukiman juga membuka pintu rumahnya bagi warga. Tidak hanya untuk kegiatan radio, tapi juga pembelajaran banyak hal . Misalnya tempat belajar karawitan dan belajar bahasa inggris serta pelajaran komputer pada tiap sabtu dan minggu malam. “Pernah ada orang Jepang berkunjung ke radio lintas merapi ini untuk belajar dan mereka mengembangkan komunitas disana. Mereka belajar bagaimana strateginya mengajak warga untuk percaya dengan radio komunitas,” ujar Sukiman. (2011)