Kabut Pekat di Kota Pegunungan Sa Pa

201302_1813483790399_7251879_oSetelah kurang lebih 40 menit naik van dari stasiun KA Lao Cai  menempuh jarak 38 kilometer kami tiba di Sa Pa pukul enam pagi. Brrrr…dinginnya, padahal saya belum bersiap dengan pakaian hangat. Tak sampai dua puluh meter pandangan saya bisa melihat ke depan, selebihnya hanya dinding warna putih yang pekat sehingga sukar untuk orientasi medan mencari chek point di kota kecil ini. Walau Hanoi juga kemarin malam terasa dingin dengan suhu 18 °C namun dengan suhu disini  sekitar 10 °C, rasa beku segera menggigit permukaan kulit. Harus diakui saya agak miris melihat kabut tebal yang menutupi pandangan ini.

Waktu paling baik untuk mengunjungi Sa Pa adalah disekitar  bulan April-Mei ketika bunga bermekaran dan pepohonan menghijau, jadi kami datang sebulan terlalu awal. Saat hari beranjak terang, dari termometer yang dibawa terlihat suhu kini 12 ° C.

Walau suhu cukup dingin terdapat banyak keramaian seperti pasar malam yang beraktifitas hingga larut. Pada hari Sabtu terdapat pasar dadakan yang menawarkan banyak pilihan bagi turis yang mencari suvenir. Sementara pada siang hari kita bisa berjalan-jalan di pasar dan sepanjang pertokoan di jalanan Sa Pa.

Tempat akomodasi sangat bervariasi disini dari yang $10 hingga $250 semalam, jadi tergantung dana yang ada di kartu ATM anda. Setidaknya ada dua mesin ATM yang dapat saya pantau disini bila anda kehabisan uang tunai VND karena kebanyakan belanja seperti saya. Satu terletak di dekat pasar tradisional dan satu lagi dekat di danau.

Pusat kota Sa Pa tampaknya sebuah alun-alun yang luas, dengan beberapa bangunan bersejarah peninggalan Perancis disekitarnya. Dari alun-alun ini akan tampak suasana alam pegunungan yang membuat banyak turis terpesona oleh kota Sa Pa. Informasi bagi turis dapat ditanyakan di pusat informasi yang tak jauh dari sini.

Kota Sa Pa sangat bercorak etnik dimana banyak perempuan berkostum adat etnis berlalu lalang, sebagian besar menjajakan barang dan souvenir kepada turis. Diantara suku lainnya seperti Green Hmong, Red Hmong atau Dzou maka Black Hmong lebih mendominasi. Hal ini terlihat dari kostum hitam-hitam yang mereka pakai lebih banyak dijumpai. Bila ingin menjumpai nuansa yang lebih etnis dan tradisional kita dapat menuju desa-desa wisata diluar Sa Pa seperti Cat-cat  atau Tavan di daerah Sin Chai. Di desa wisata ini sudah ada jalur hiking yang disediakan untuk wisatawan, demikian pula sarana penunjang lainnya cukup lengkap.

Berdasarkan sejarah, kota Sa Pa dibangun oleh kolonial Prancis tahun 1889, karena iklimnya yang sejuk dirasa sesuai bagi orang Eropa. Kala itu tujuan utamanya adalah  sebagai tempat pemulihan bagi tentara Perancis yang terluka akibat perang. Kota kecil di bagian Utara Vietnam ini merupakan sebuah resor pegunungan yang indah, berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Suhu normal disini sekitar 15 ° – 18 °C sehingga sangat sejuk untuk meluangkan waktu berekreasi.

Walau merupakan salah satu paket wisata yang ditawarkan, trekking ke gunung Fansipan bukanlah yang paling menonjol dalam paket turisme yang ditawarkan disini. Wisata etnis, hiking dan resort lebih mendominasi dimana turis dari negara Eropa sangat lazim dijumpai. Mungkin karena bekas jajahan Perancis dulunya. Jadi  walau anda tak datang untuk mendaki gunung Fansipan, yakinlah bahwa kota Sa Pa tetap akan memberi kesan yang mendalam.