Maret 2011. Udara malam hari di Hanoi cukup dingin sekitar 15°C dengan angin yang tak henti-hentinya mengelus setiap permukaan kulit. Namun suasana stasiun kereta api (Ga) Ha Noi ini cukup memberi kehangatan tersendiri. Di teras luar Stasiun KA Ha Noi yang luas, tersedia jongko-jongko untuk makan atau minum. Semacam warung-warung yang buka di depan toko, namun tanpa atap. Tempat duduknya berupa kursi plastik yang pendek seukuran anak kecil. Semacam dingklik setinggi lutut sehingga kala duduk akan terlihat seperti sedang jongkok.
Stasiun KA Ha Noi (Ga Ha Noi) terletak tak terlalu jauh dari area backpacker di sekitar danau Ho Kiem yang merupakan salah satu obyek turisme yang populer. Bila berjalan memakan waktu sekitar 15 menit atau bisa pula naik bus kota dari terminal bis yang terletak di sebelah selatan Ho Kiem Lake.
Ga Ha Noi merupakan sarana transportasi kami malam ini untuk menuju ke Lao Cai, sebuah kota paling utara di Vietnam dimana gerbang perbatasan dengan Cina hanya tinggal 1,5 kilometer lagi jauhnya. Dari kota Lao Cai perjalanan memakan waktu 40 menit lagi dengan menggunakan minibus menuju kota pegunungan Sa Pa.
Kami menggunakani waktu beberapa jam untuk kongkow di warung kopi sambil menunggu kedatangan satu teman lagi yaitu Nhoer (Nurlaela/MR), Jadwal kepergiannya dari Indonesia memang tak sama dengan kami yang pergi dari Jakarta, Nhoer memilih pergi dari Denpasar tempat ia tinggal. Di stasiun KA Hanoi inilah jadwal kami melakukan rendezvouz.
Termasuk berani sekali cewe jagoan yang satu ini. Ia bepergian sendirian dari Denpasar, transit sehari di Singapura lalu ke Ha Noi. Tak banyak perempuan yang berani melakukannya. Namun Nhoer memang bukan cewe biasa-biasa, ia sudah pernah mendaki sebagian besar gunung tertinggi di Indonesia bahkan sudah pernah trekking di Nepal pula.
Selepas maghrib akhirnya nongollah jua teman istimewa yang ditunggu-tunggu itu. Dengan gembira kami saling menyapa mengingat sudah terlalu lama rasanya tak bersua. Hampir tak ada yang berubah dari adik perempuan satu ini kecuali tampak lebih dewasa. Ia tetaplah cewe tomboy yang periang terutama bila telah dalam suasana petualangan. Terakhir melakukan petualangan bersama enambelas tahun lalu kala bersama mendaki gunung Raung dan Argopuro di Jawa Timur.
Sudah takdir bahwa setelah lama tak bersua pertemuan akan terjadi di tempat yang jauh di negeri orang. Sehingga pertemuan dengan teman lama di sebuah tempat yang jauh rasanya aneh, mengharukan sekaligus menakjubkan. Namun mungkin itulah salah satu menariknya dunia petualangan. Ribuan kilometer tidaklah terlalu jauh untuk bertemu teman lama demi menyongsong sebuah penjelajahan baru.